Ramai Praktik Poles Lapkeu, Danantara Bakal Koreksi Laporan BUMN

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
20 October 2025 15:35
Suasana geudng Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Jumat (3/10/2025). (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)
Foto: Suasana geudng Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Jumat (3/10/2025). (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan melakukan koreksi terhadap beberapa laporan keuangan perusahaan BUMN termasuk perusahaan yang beraset besar. Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani mengatakan, pemeriksaan tersebut dilakukan karena ada sejumlah laporan keuangan perusahaan pelat merah yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

"Tahun depan saya akan melakukan koreksi beberapa buku perusahaan BUMN, termasuk yang besar-besar, karena pelaporannya tidak sesuai dan tidak benar," ujarnya dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025 di Jakarta, Senin (20/10).

Rosan menegaskan, seluruh perusahaan negara yang berada di bawah Danantara dilarang mempercantik laporan keuangan demi terlihat untung.

"Saya bilang, di bawah Danantara, di bawah pimpinan saya, tidak ada lagi di BUMN yang melakukan hal-hal mempercantik buku atau kelihatan profitnya gede, tapi bagi dividennya harus pinjam duit dulu ke bank dulu," ungkapnya.

Rosan menyebut, dalam kepemimpinanya tidak mentoleransi perilaku yang merugikan seperti korupsi. "Kita tidak segan-segan untuk mengambil tindakan semaksimal mungkin," ucapnya.

Rosan menjabarkan, salah satu tindakan tegas yang dilakukan adalah memangkas sejumlah komisaris dan menghapus tantiem atau bonus komisaris.

"Karena kalau kita lihat, di dunia lainnya, normalnya, di negara-negara lain, itu tidak ada komisaris atau misalnya non-executive director itu dapat bonus, itu tidak ada. Karena kenapa? Karena mereka mendapatkan fixed salary yang baik," sebutnya.

Rosan menambahkan, peran komisaris terkadang ikut mendorong dalam mempercantik laporan keuangan agar terlihat bagus.

"Karena kan fungsinya pengawasan. Yang ada yang kami lihat dulu-dulu, komisaris ikut mendorong supaya profitnya tinggi tapi dengan cara apa? Dengan istilahnya itu mempercantik buku. Mempercantik buku, misalnya laporan keuangannya dibedakan, supaya lebih cantik, malah kadang-kadang berani melakukan fraud," pungkasnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Danantara Bakal Dapat Pendanaan dari Bank Asing Rp 161 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular