Rupiah Ditutup Loyo, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Level Rp16.575
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mengalami tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (17/10/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp16.575/US$ atau melemah 0,06%. Pelemahan ini sekaligus melanjutkan koreksi yang terjadi di perdagangan sebelumnya, Kamis (16/10/2025), rupiah melemah 0,03% ke level Rp16.565/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB tengah berada di zona pelemahan dengan koreksi 0,16% di level 98,184. Melanjutkan pelemahan yang telah terjadi tiga hari beruntun atau sejak Selasa (14/10/2025).
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini yang cenderung melemah, meskipun terdapat sejumlah sentimen positif baik dari dalam negeri maupun eksternal.
Dari sisi domestik, optimisme ekonomi sebenarnya cukup terjaga setelah Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM) melaporkan realisasi investasi kuartal III-2025 mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9% (yoy). Namun, data positif ini belum cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
Sementara dari sisi eksternal, pelemahan dolar AS (DXY) sempat memberikan angin segar bagi rupiah. Indeks dolar AS tertekan akibat ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, setelah pejabat Washington menuding kebijakan ekspor logam tanah jarang Beijing mengancam rantai pasok global.
Namun, sentimen geopolitik yang meningkat justru membuat sebagian investor beralih ke aset lindung nilai seperti emas, sehingga minat terhadap aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia, sedikit berkurang.
Selain itu, meski Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal terbuka terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga, pasar menilai ketidakpastian ekonomi AS masih tinggi akibat efek government shutdown dan stagnasi pasar tenaga kerja.
Kondisi ini membuat volatilitas global meningkat dan mendorong investor bersikap hati-hati.
(evw/evw)