Perhatian! Harga Perak Bisa Naik Lebih Cepat dari Emas

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Sabtu, 11/10/2025 19:30 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak melonjak tajam hingga menembus level US$51,30 per ounce atau sekitar Rp820 ribu (asumsi kurs Rp16.000 per US$) pada Jumat (10/10/2025). Kenaikan ini menandai rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi sorotan pelaku pasar karena perak berhasil menembus level psikologis yang belum pernah terlihat selama lebih dari satu dekade terakhir.

Reli harga perak mencerminkan kombinasi permintaan yang kuat dan pasokan yang semakin ketat di pasar global. The Economic Times mencatat, sejak awal tahun, harga perak telah melesat lebih dari 70%, mengungguli kenaikan emas yang mencapai 54%.

Analis menilai lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi, serta tingginya kebutuhan industri terhadap logam mulia tersebut.


Pasar logam mulia kini diwarnai volatilitas tinggi. Para analis memperingatkan, pergerakan harga perak cenderung 1,7 kali lebih cepat dibandingkan emas, baik saat naik maupun turun. Ukuran pasar yang lebih kecil, serta peran ganda perak sebagai komoditas industri dan instrumen investasi membuat fluktuasi harga sulit dihindari.

Lonjakan harga perak didorong oleh meningkatnya permintaan dari investor yang mencari stabilitas, pasokan yang menipis di pasar global, serta ekspektasi penurunan suku bunga di masa mendatang. Ketiga faktor ini menciptakan salah satu reli harga paling dramatis dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Terakhir kali harga perak menembus US$50 terjadi pada reli besar tahun 2011, yang kala itu dipicu oleh kekhawatiran inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global. Namun kali ini, reli didukung oleh fondasi industri yang lebih kuat, partisipasi investor yang lebih luas, serta gangguan pasokan yang menambah tekanan kenaikan harga.

Sejumlah analis pasar menyebut, tembusnya level psikologis US$50 berpotensi menarik lebih banyak pembeli dalam jangka pendek. Banyak trader melihat level ini sebagai area resistansi penting, dan keberhasilannya ditembus bisa memicu gelombang pembelian teknikal dan minat baru dari investor institusional. Jika momentum berlanjut, harga perak berpeluang menantang rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran US$52 per ounce dalam waktu dekat.

Kenaikan ini juga tak lepas dari meningkatnya minat terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal AS dan utang nasional yang kian membengkak. Kekhawatiran terhadap defisit anggaran dan lonjakan pinjaman pemerintah mendorong investor beralih dari aset kertas seperti saham dan obligasi ke logam mulia, terutama emas dan perak.

Pelemahan dolar AS turut memperkuat harga perak. Mata uang yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan global. Ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve juga menambah sentimen positif terhadap logam mulia ini.

Selain faktor investasi, permintaan industri yang melonjak turut memperkuat reli harga perak. Logam ini menjadi bahan penting dalam sektor berteknologi tinggi seperti energi surya, kendaraan listrik, dan elektronik canggih. Peran ganda perak-sebagai aset investasi sekaligus bahan industri-membuatnya unggul dibandingkan logam lainnya sepanjang 2025.

Pasokan fisik yang terbatas semakin memperketat pasar. Persediaan perak siap kirim di pusat perdagangan utama seperti London dan New York terus menurun, sementara produsen dilaporkan kesulitan memenuhi permintaan. Hambatan logistik dan kapasitas pemurnian yang terbatas turut menimbulkan keterlambatan pasokan, sehingga mendorong harga naik lebih tinggi.

Ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global juga menambah daya tarik perak sebagai aset pelindung nilai jangka panjang. Dengan inflasi yang masih tinggi dan suku bunga riil rendah, investor semakin memandang perak sebagai instrumen lindung nilai yang solid terhadap tekanan ekonomi.

Sentimen pasar kini berbalik positif. Baik hedge fund, investor ritel, maupun institusi besar mulai menambah posisi mereka di pasar perak. Aliran dana ke produk investasi berbasis perak seperti iShares Silver Trust (SLV), Global X Silver Miners ETF (SIL), dan abrdn Physical Silver Shares ETF (SIVR) meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, menandakan optimisme yang meluas di kalangan pelaku pasar.

Memasuki kuartal akhir tahun, prospek perak dinilai masih cerah meski dibayangi volatilitas. Selama pasokan tetap ketat, kebutuhan industri tinggi, dan inflasi sulit turun, analis memperkirakan tren bullish perak akan bertahan hingga akhir 2025.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sambut Penurunan Bunga The Fed, RI Bakal Kebanjiran Dana Asing?