HSBC Minta Bank Jumbo China Go Private, Valuasinya Capai Rp614,27 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Hang Seng Bank melonjak 29,5% pada Kamis setelah HSBC mengumumkan rencana untuk melakukan privatisasi terhadap bank tersebut, dengan valuasi lebih dari HK$290 miliar atau sekitar US$37 miliar (Rp 614,27 triliun) Langkah ini menandai salah satu kesepakatan perbankan terbesar di Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir.
Melansir CNBC.com, HSBC telah meminta dewan direksi Hang Seng Bank untuk mengajukan proposal privatisasi kepada para pemegang saham melalui skema pengaturan berdasarkan Undang-Undang Perusahaan Hong Kong. Melalui mekanisme tersebut, saham Hang Seng Bank akan dibatalkan dan digantikan dengan pembayaran tunai.
Para pemegang saham Hang Seng akan menerima HK$155 per saham, atau sekitar 33% di atas harga rata-rata 30 hari terakhir sebesar HK$116,5. Dengan kepemilikan HSBC sekitar 63% di Hang Seng Bank, total nilai transaksi diperkirakan mencapai HK$106 miliar.
Meski demikian, saham HSBC di Hong Kong justru terkoreksi lebih dari 5% usai pengumuman tersebut. Investor menilai langkah privatisasi ini berpotensi membebani arus kas jangka pendek HSBC.
"Kami melihat penawaran ini sebagai peluang menarik untuk menumbuhkan kedua entitas, Hang Seng dan HSBC," ujar Group Chief Executive HSBC, Georges Elhedery.
Ia menambahkan, HSBC akan tetap mempertahankan merek, warisan, dan proposisi pelanggan Hang Seng sembari meningkatkan investasi pada produk, layanan, dan teknologi.
Elhedery menegaskan bahwa kesepakatan ini mencerminkan keyakinan HSBC terhadap posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan global dan penghubung utama antara pasar internasional dan Tiongkok daratan. Ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat bisnis di Asia.
Penawaran tersebut juga mencakup ketentuan penyesuaian jika ada pembagian dividen setelah tanggal pengumuman, kecuali untuk dividen interim ketiga Hang Seng tahun buku 2025. HSBC menyatakan bahwa langkah ini selaras dengan prioritas strategisnya untuk memperbesar kehadiran di pasar Hong Kong.
"Hong Kong tetap menjadi fokus pertumbuhan utama bagi kami," tulis HSBC dalam pernyataan resminya. Bank menilai bahwa memperkuat kehadiran gabungan antara HSBC Asia Pacific dan Hang Seng Bank akan memberikan posisi terbaik untuk ekspansi di kawasan tersebut.
Hang Seng Bank merupakan unit regional utama bagi HSBC yang berbasis di London, dengan kontribusi besar terhadap industri perbankan Hong Kong. Bank ini dikenal luas karena jaringan perbankan ritelnya yang kuat dan basis nasabah yang solid.
"Listing ganda antara induk dan anak perusahaan memang rawan dari sisi tata kelola, sehingga langkah ini positif dan sudah lama dinantikan," kata Michael Makdad, analis senior di Morningstar. Ia menilai privatisasi ini berpotensi meningkatkan efisiensi dan transparansi struktur grup HSBC.
(ayh/ayh)