Induk Frisian Flag Mau Beli Saham Produsen Susu Ultra (ULTJ)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk (ULTJ) dikabarkan tengah menjajaki kerja sama strategis dengan FrieslandCampina, koperasi susu asal Belanda. Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, pembicaraan yang dilakukan mencakup kemungkinan transaksi penjualan saham minoritas dan kolaborasi jangka panjang di sektor susu.
Mengutip DealStreet Asia, diskusi awal ini dilakukan di tengah persaingan industri susu yang semakin ketat dan kompleks, mendorong kebutuhan akan langkah konsolidasi. Pembicaraan tersebut masih bersifat eksploratif dan belum mengikat, namun dilaporkan mencakup potensi penjualan awal saham minoritas dengan prospek menuju konsolidasi penuh di masa depan.
Untuk tahap ini, para pihak telah melibatkan penasihat hukum dan keuangan secara informal guna meninjau peluang sinergi yang ada. Jika tercapai kesepakatan, kolaborasi ini dapat menggabungkan skala bisnis domestik dan kekuatan distribusi Ultrajaya dengan keahlian riset dan rantai pasok global milik FrieslandCampina.
FrieslandCampina sendiri telah beroperasi di Indonesia melalui merek Frisian Flag dan disebut tengah mencari integrasi regional yang lebih dalam sesuai fokus globalnya. Baik Frisian Flag Indonesia maupun FrieslandCampina menolak berkomentar atas kabar ini, sementara Ultrajaya belum memberikan tanggapan terhadap permintaan konfirmasi dari DealStreetAsia.
"Kerja sama yang memadukan skala, inovasi, dan wawasan lokal kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis," ujar seorang penasihat sektor konsumen.
Presiden Direktur Ultrajaya, Sabana Prawirawidjaja, yang merupakan putra pendiri perusahaan, tercatat sebagai pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 53,16%. Pemegang saham lainnya antara lain PT Prawirawidjaja Prakarsa sebesar 23,78%, Samudera Prawirawidjaja 3,61%, dan Suhendra Prawirawidjaja 1,11%, sementara 18,34% saham dimiliki publik.
Pada paruh pertama 2025, Ultrajaya mencatat laba bersih Rp603,8 miliar, turun 20% secara tahunan, dari pendapatan Rp4,1 triliun yang turun 8,2%. Marjin kotor tetap stabil di 33,5%, dengan posisi kas Rp2,1 triliun dan ekuitas Rp7,6 triliun, sementara penjualan ekspor tumbuh 25,6% secara tahunan.
(fsd/fsd)