Rupiah Menguat Tipis, Nilai Tukar Dolar AS Turun Ke Rp16.535
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (7/10/2025).
Melansir data Refinitiv, mata uang garuda ditutup pada level Rp16.535/US$ atau mengalami penguatan 0,06%. Rupiah berhasil berbalik menguat, setelah pada pembukaan pedagangan dibuka melemah 0,06% di level Rp16.560/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB tengah mengalami penguatan di level 98,380 atau menguat 0,28%.
Menariknya, pergerakan rupiah hari ini tidak sejalan dengan penguatan indeks dolar AS. Biasanya, rupiah bergerak berlawanan arah dengan DXY, artinya ketika dolar menguat, rupiah cenderung tertekan. Namun kali ini, rupiah mampu menunjukkan ketahanan di tengah sentimen penguatan indeks dolar AS.
Hal ini terjadi lantaran penguatan indeks dolar AS (DXY) kali ini lebih banyak dipicu oleh pelemahan mata uang utama dunia lainnya, bukan karena faktor ekonomi domestik AS. Dolar menguat seiring meningkatnya ketidakpastian politik dan fiskal di beberapa negara maju yang mendorong investor global beralih ke aset safe haven salah satu nya Dolar AS.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir September 2025 tercatat sebesar US$148,7 miliar, turun dibandingkan posisi Agustus 2025 sebesar US$150,7 miliar atau berkurang sekitar US$2 miliar dalam sebulan.
BI menjelaskan, penurunan cadangan devisa tersebut utamanya disebabkan oleh dua faktor, yakni pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sempat tertekan oleh penguatan dolar AS.
"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," tulis BI dalam pernyataannya, Senin (7/10/2025).
(evw/evw)