Harga Minyak Dunia Stabil, Pasar Waspadai Lonjakan Pasokan

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
Selasa, 07/10/2025 10:05 WIB
Foto: Produksi minyak dan gas bumi PT Pertamina Hulu Energi (PHE). (Dok. PHE)

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak dunia terpantau bergerak stabil pada perdagangan Selasa pagi (7/10/2025) pukul 09.15 WIB, seiring pelaku pasar mencerna keputusan terbaru OPEC+ yang menaikkan produksi lebih kecil dari perkiraan, di tengah kekhawatiran akan perlambatan permintaan global.

Mengutip data Refinitiv, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Desember berada di level US$65,58 per barel, naik tipis dibanding sehari sebelumnya yang berada di US$65,47 per barel.


Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan stabil di US$61,77 per barel, dari sebelumnya US$61,69 per barel.

Kenaikan tipis ini mencerminkan kehati-hatian pasar setelah lonjakan harga pada awal pekan lalu. Sebelumnya, harga Brent sempat menyentuh kisaran US$67 per barel pada akhir September, sebelum melemah akibat kekhawatiran oversupply.

OPEC+ pada akhir pekan lalu memutuskan untuk meningkatkan produksi kolektif sebesar 137.000 barel per hari (bph) mulai November 2025, jauh lebih kecil dari ekspektasi pasar yang memperkirakan tambahan di atas 250.000 bph. Langkah ini dinilai sebagai sinyal kehati-hatian kartel dalam menjaga stabilitas harga di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi global.

Analis ANZ, Daniel Hynes, menilai keputusan tersebut memberi sinyal positif bagi pasar. "Kenaikan produksi yang lebih kecil dari perkiraan menahan kekhawatiran terhadap potensi surplus pasokan beberapa bulan ke depan," ujarnya dikutip dari Reuters.

Namun, para pelaku pasar tetap menyoroti risiko tekanan harga akibat faktor fundamental. Produksi minyak dari negara-negara non-OPEC+, seperti Amerika Serikat dan Brasil, diperkirakan masih meningkat, yang berpotensi memperbesar pasokan global. Sementara itu, permintaan energi melemah seiring ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok serta perlambatan aktivitas industri di Eropa dan Asia.

Situasi geopolitik juga menjadi penopang harga. Kilang minyak Kirishi di Rusia dilaporkan menghentikan operasi unit distilasi utama (CDU-6) setelah serangan drone pada 4 Oktober 2025. Dua sumber industri menyebutkan, proses pemulihan fasilitas itu bisa memakan waktu hingga satu bulan.

Meski begitu, beberapa analis memperingatkan bahwa tekanan terhadap harga minyak masih mungkin berlanjut. Jika pasokan kembali meningkat cepat sementara konsumsi global stagnan, harga bisa kembali melemah dalam jangka menengah.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: SBN Hingga Saham, Ini Kriteria Investasi Dapen Biar Gak Boncos