Masih Rugi, KFC (FAST) Tutup 19 Gerai & PHK 400 Karyawan Tahun Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten peritel KFC di Indonesia, Fast Food Indonesia (FAST), mengungkapkan telah menutup hingga 19 gerai sepanjang tahun 2025. Akibat penutupan tersebut, sebanyak 400 karyawan terimbas dan mengalami pemutusan hubungan hubungan kerja (PHK).
Hal tersebut disampaikan oleh manajemen FAST dalam public E=expose insidentil FAST yang diselenggarakan Kamis, 2 Oktober 2025.
"Sampai bulan September 2025, Perseroan sudah menutup 19 gerai dan terdapat kurang lebih 400 karyawan yang terimbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," jelas manajemen KFC lewat keterbukaan informasi, dikutip CNBC Indonesia Jumat (3/10/2025).
Meski demikian, perusahaan juga menyebut akan terus berencana untuk ekspansi, namun tidak merinci berapa metrik yang akan dikejar.
"Secara model bisnis Perseroan tetap akan terus berekspansi dengan cara membuka gerai yang baru," sebut manajemen KFC.
Penutupan ini bukan merupakan hal baru, diketahui KFC konsisten telah melakukan penutupan gerai sejak beberapa tahun lalu. Tercatat sepanjang 2024, total gerai yang ditutup oleh KFC mencapai 55 gerai.
Hingga akhir semester pertama tahun ini, jumlah gerai yang dikelola KFC 698 toko.
KFC Masih Merugi
Emiten pengelola Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), masih membukukan rugi sepanjang pertengahan tahun 2025. KFC diketahui terakhir kali mencatatkan keuntungan pada tahun 2019 silam atau tepat
Merujuk pada laporan keuangan terbaru, rugi bersih perusahaan ini per 30 Juni 2025 tercatat berkurang 60,2% secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp138,75 miliar. Sementara di tahun 2024, perseroan membukukan rugi sebesar Rp348,83 miliar.
Dari sisi top line, perseroan milik Keluarga Gelael ini membukukan pendapatan sebesar Rp2,40 triliun. Angka ini turun 3,12% ketimbang 2024 yang sebesar Rp2,48 triliun.
Pendapatan ini ditopang dari segmen pihak ketiga makanan dan minuman sebesar Rp2,39 triliun, komisi atas penjualan konsinyasi sebesar Rp9,37 miliar, serta jasa layanan antar Rp855,98 juta.
Di sisi lain, beban pokok penjualan perseroan ikut melandai menjadi Rp961,44 miliar. Angka ini turun tipis dari tahun lalu yang sebesar Rp1,06 triliun.
Posisi nilai aset perseroan pada tengah tahun tercatat sebesar Rp4,10 triliun. Aset ini meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp3,53 triliun.
Sementara posisi liabilitas dan ekuitas FAST masing-masing tercatat sebesar Rp3,97 triliun dan Rp129,95 miliar.
(fsd/fsd)