
Kinerja Indeks Saham Syariah Lampaui IHSG, Tumbuh 23% YtD

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jika dibandingkan dari awal tahun hingga 29 Agustus 2025.
Diketahui, Indeks Saham Syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 22,81% year to date (ytd) ke angka 264,83. Sementara IHSG tercatat naik 9,32% ke level 7.830 dalam periode yang sama.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa kapitalisasi pasar modal syariah pada akhir Agustus 2025 mencapai Rp8.856,95 triliun. Angka tersebut setara dengan 62,55% dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia.
Inarno menjelaskan, saat ini terdapat 670 saham syariah yang masuk dalam daftar efek syariah. Jumlah itu mewakili 66,8% dari seluruh saham tercatat di Bursa Efek Indonesia, sehingga mayoritas nilai maupun jumlah saham yang diperdagangkan merupakan saham syariah.
"Indeks saham syariah Indonesia itu mencatatkan pertumbuhan sebesar 22,81% year to date. Suatu capaian yang menegaskan bahwa instrumen syariah mampu memberikan potensi keuntungan yang cukup kompetitif, bahkan dibandingkan dengan instrumen yang konvensional," kata Inarno dalam acara OJK Mengajar, di Banda Aceh, Jumat, (3/10/2025).
Inarno menekankan, kepatuhan pasar modal syariah dijamin oleh fatwa DSN-MUI serta penerapan Syariah Online Trading System (SOTS) yang memastikan transaksi bebas riba, gharar, dan maysir. Oleh karena itu, ia menegaskan, saham bukan lah judi.
"Rekan-rekan mahasiswa yang saya hormati, perlu juga kami tekankan bahwa investasi saham bukanlah perjudian. Saham merupakan instrumen investasi yang syah, dan dalam konteks syariah telah memperoleh legitimasi dari DSN MUI," tegasnya.
Selain itu, Inarno menyoroti meningkatnya minat generasi muda terhadap investasi di pasar modal dalam lima tahun terakhir. Hingga pertengahan September 2025, jumlah investor mencapai 18.504.054 SID atau tumbuh 24,43% secara tahunan
Dari jumlah tersebut, mayoritas investor berasal dari kalangan individu berusia di bawah 30 tahun. Porsi investor muda mencapai 54,23% dari total SID, meski kepemilikan asetnya relatif masih kecil dibandingkan kelompok usia lainnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK: IHSG Paling Tahan Banting, Terkuat di Kawasan
