Saham Emiten Rokok Ambruk Berjamaah

mkh, CNBC Indonesia
29 September 2025 17:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Saham emiten rokok kompak loyo pada perdagangan hari ini, Senin (29/9/2025). Hal ini terjadi setelah kenaikan signifikan saham rokok dalam beberapa waktu terakhir. 

Sebagai informasi, kenaikan saham rokok terjadi seiring pergantian Menteri Keuangan dari semula Sri Mulyani Indrawati menjadi Purbaya Yudhi Sadewa. Sri Mulyani terkenal agresif menaikkan cukai rokok secara konsisten, sedangkan Purbaya sebaliknya. 

Pada akhir perdagangan hari ini, saham Wismilak Inti Makmur (WIIM) tercatat sebagai saham rokok yang turun paling dalam, yakni 7,49% ke level 1.420. Lalu diikuti oleh Gudang Garam (GGRM) turun 4,96% menjadi 13.900 dan HMSP merosot 4% ke level 840. Sementara itu Bursa Efek Indonesia menggembok atau suspensi saham Indonesian Tobacco (ITIC). 

Pada akhir pekan lalu saham-saham emiten rokok kembali naik kencang setelah Purbaya memastikan tidak akan menaikkan cukai rokok pada tahun depan. Purbaya mengatakan dirinya berdiskusi dengan produsen rokok antara lain Djarum, Gudang Garam dan Wismilak. Diketahui, pertemuannya dan GAPPRI dilakukan secara online.

Adapun sejak Purbaya dilantik sebagai menteri keuangan pada 8 September 2025, ITIC menjadi saham rokok yang naik paling kencang dengan kenaikan 118%. Kemudian diikuti oleh WIIM 53,51%, GGRM 40,4%, dan HMSP 33,33%. 

Sebagai informasi, saham emiten rokok mengalami reli seiring dengan pernyataan Purbaya soal tingginya tarif cukai hasil tembakau (CHT) di Indonesia, berjanji akan memerangi rokok ilegal sampai ke ruang digital lewat platform e-commerce, dan menyebut tidak ada kenaikan cukai rokok di tahun depan.

Saat ini, kata Purbaya, fokus utamanya adalah membersihkan pasar rokok ilegal, termasuk barang ilegal dari luar negeri dan dalam negeri. Menurutnya, produk-produk ini tentu tidak membayar pajak.

Oleh karena itu, dia mengatakan Kementerian Keuangan akan membuat satu sistem khusus bagi industri hasil tembakau (IHT). Dia berencana melakukan sentralisasi industri rokok. Hal ini guna menangkal rokok ilegal.

"Ada mesin, gudang, pabrik dan bea cukai di sana jadi konsepnya sentralisasi. One stop service ini sudah jalan di Kudus dan Pare Pare. Kita akan kembangkan lagi supaya rokok ilegal masuk ke kawasan khusus mereka bisa bayar pajak sesuai kewajibannya," ujarnya.

Dengan strategi ini, Purbaya yakin rokok ilegal bisa masuk ke dalam sistem. Pada akhirnya, Kementerian Keuangan tidak hanya membela industri besar tetapi juga industri kecil.

"Jadi mereka bisa masuk ke sistem kita nggak hanya bela perusahaan-perusahaan besar tapi kecil bisa masuk ke sistem dan tentunya bayar cukai. Kan kita atur mereka bisa kerja sama perusahaan-perusahaan besar," paparnya.

Langkah ini dinilai strategis oleh Purbaya karena tidak akan membunuh industri kecil. "Kalau kita bunuh semua matilah mereka jadi tujuan kita untuk ciptakan lapangan kerja tidak terpenuhi juga. Jadi kita harus buat satu sistem khusus IHT," paparnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Diganti, Saham Emiten Rokok Kompak Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular