
IHSG Sesi I Naik 0,6%,Market Cap Tembus Rp 15.000 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I hari ini, Senin (29/9/2025) di level 8.146,95. Indeks menguat 0,59% atau 47,62 poin.
Sebanyak 385 saham naik, 307 turun, dan 265 tidak bergerak. Nilai transaksi pada jeda makan siang hari ini mencapai Rp 12,9 triliun. Sebanyak 26,46 miliar saham berpindah tangan dalam 1,58 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun menyentuh Rp 15.000 triliun atau tepatnya Rp 15.055 triliun.
Mengutip Refinitiv, hanya tiga sektor yang bera di zona merah, yaitu teknologi (-1,87%), energi (1,8%), dan industri (-0,18%). Sementara itu, utilitas menjadi sektor yang menguat paling kencang, yakni 6,10%. Kemudian bahan baku dan properti tercatat naik, masing-masing, 3,46% dan 3,3%.
Adapun IHSG menguat ditopang oleh duet saham Prajogo Pangestu, yaitu Barito Renewables Energy (BREN) dan Barito Pacific (BRPT). BREN pada sesi I hari ini naik 7,48% ke level 9.700 dan BRPT naik 5,69% menjadi 3.900.
Kedua saham tersebut menjadi penggerak utama IHSG siang ini. BREN menyumbang 25,7 indeks poin dan BRPT 13,1 indeks poin terhadap penguatan IHSG.
Sementara itu, pergerakan saham emiten anak Haji Isam juga menjadi perhatian pasar. Pradiksi Gunatama (PGUN) kembali naik hingga menyentuh auto reject atas (ARA).
Saham PGUN sudah diperdagangkan di level 18.400. Padahal pada Juli 2025 saham PGUN masih diperdagangkan di level 500-an. Pun PGUN berkontribusi 3,26 indeks poin terhadap penguatan indeks.
Pasar keuangan Tanah Air diproyeksi bersiap menghadapi perdagangan yang cukup berat pekan ini, terutama pada rupiah yang masih menghadapi tekanan.
Pada pekan ini data-data ekonomi baik dari dalam dan luar negeri cukup ramai, sehingga bisa mendorong volatitas perdagangan di sepanjang pekan ini. Adapun data-data tersebut termasuk PMI manufaktur, data inflasi hingga neraca dagang.
S&P akan mengumumkan data PMI Manufaktur Indonesia edisi September pada Rabu (1/10/2025). Seperti diketahui, aktivitas manufaktur Indonesia akhirnya masuk fase ekspansi di Agustus setelah terkontraksi empat bulan sebelumnya.
Pada Rabu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan akan merilis data inflasi Indonesia periode September 2025. Sebelumnya, BPS mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) turun atau deflasi pada Agustus 2025 sebesar 0,08%. Secara tahunan atau year on year (YoY), inflasi terjadi 2,31%.
Masih di hari yang sama Rabu (1/10/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan merilis data neraca dagang RI periode Agustus beserta pertumbuhan ekspor dan impor. Sebelumnya, BPS menuturkan neraca perdagangan Indonesia Januari-Juli 2025 mengalami surplus US$23,65 miliar yang berasal dari surplus sektor nonmigas US$34,06 miliar, sementara sektor migas defisit senilai US$10,41 miliar.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Tergelincir, Turun 0,32% ke 7.175 Sebelum Libur Panjang
