Dorong Kinerja Jangka Panjang, PGE Andalkan Proyek Strategis

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
23 September 2025 19:49
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio dalam program Economic Update Energy Corner, Selasa (8/7/2025). (CNBC Indonesia)
Foto: Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio dalam program Economic Update Energy Corner, Selasa (8/7/2025). (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), Yurizki Rio mengungkap bahwa pihaknya memiliki sejumlah proyek startegis untuk mendukung kinerja perusahaan secara jangka panjang.

Untuk diketahui, saat ini kapasitas terpasang PGE tercatat sebesar 727 MegaWatt (MW) dan penambahan kapasitas hingga 2034 ditargetkan mencapai 1,8 GW. Jumlah ini masih akan bertambah dari sumber-sumber lain yang akan dikembangkan.

"Namun dalam jangka pendek 2-3 tahun lagi, kami akan fokus pada selected fields yang memang lapangan-lapangan kita itu sudah lewat masa-masa eksplorasi. Namun proyek tercepat saat ini ada di Hululais Unit 1 dan 2 yang paling cepat akhir 2027 atau 2028," jelas Yurizki kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Kamis (18/9/2025).

Yurizki juga menyebutkan proyek cogeneration power plant additional 45 megawatt dan remaining 230 megawatt yang juga masuk dalam jangka pendek. Yurizki memastikan target ini bisa dicapai karena PGE memiliki postur atau ruang pendanaan yang cukup, sesuai dengan profil kredit perusahaan.

Ia merinci posisi gearing ratio PGE masih berada di 0,4 kali dan bisa dimaksimalkan hingga 1 kali sehingga dukungan finansial bisa didapatkan mencapai USD 1,3 miliar. Dia memastikan hal itu cukup untuk mendukung target 1,1 GW yang ditargetkan PGE dalam 2-3 tahun ke depan.

"Kami juga baru menandatangi heads of agreement dengan PLN untuk menyelaraskan RUPTL PLN dengan roadmap kapasitas terpasang kita untuk sampai 2033. Kedua cakupannya itu termasuk dengan akselerasi beberapa proyek-proyek prioritas untuk maju lebih cepat. Ketiga adalah soal pembentukan task force, joint task force antara PLN dan juga dengan Pertamina untuk memastikan proyek-proyek tereksekusi," kata Yurizki.

Sebagai informasi PGE membukukan pendapatan sebesar USD 204,85 juta dan resiliensi PGE bisa dibuktikan dengan EBITDA USD 168,1 juta sepanjang paruh pertama 2025. Ke depan, kinerja keuangan PGE akan didukung dengan Lumut Balai akan berdampak di tahun ini. Selain itu, ada juga proyek Gunung Tiga yang akan berdampak jangka panjang, termasuk juga co-generation power plan yang dikembangkan bersama PLN.

Secara operasional, PGEO mencatat kenaikan pendapatan sebesar US$103,3 juta atau naik 1,8% dibandingkan kuartal sebelumnya pada tahun yang sama. Kenaikan ini terjadi seiring dengan adanya peningkatan performa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dan Ulubelu. Utilisasi Kamojang tercatat mencapai 90%, jauh di atas rata-rata normal 70%.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuartal I 2025, Laba Bersih PGE (PGEO) Rp 528,9 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular