
Video: Punya Hutan Terbesar Ke-3, PUM Ungkap Prospek Carbon Trading RI
Jakarta, CNBC Indonesia- Keragaman ekosistem pesisir yang kaya akan ekosistem karbon biru dari kawasan hutan mangrove, padang lamun hingga rawa pasang surut dan menjadikan Indonesia tuan rumah bagi 17% cadangan blue carbon dunia.
Potensi karbon hayati atau nature-based solutions (NBS) dari Kawasan hutan termasuk ekosistem pesisir ini selain bermanfaat untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup juga dapat mendukung pengembangan perdagangan bursa karbon Indonesia (IDX Carbon). Dimana proyek dan program pengurangan emisi karbon akan menghasilkan karbon kredit yang dapat diperjualbelikan di bursa karbon.
Pagatan Usaha Makmur (PUM )sebagai perusahaan yang bergerak di bidang restorasi ekosistem dan pengembangan ekonomi hijau berbasis masyarakat melihat prospek Indonesia dalam mengembangkan pasar karbon didukung potensi kekayaan alam dan ekosistem Indonesia baik hutan tropis maupun lahan gambut dan hutan pesisir .
CEO & Co-Founder Pagatan Usaha Makmur, Rio Christiawan mengatakan negara anggota Paris Agreement yang tidak memiliki potensi kekayaan alam untuk menghasilkan kredit karbon berpeluang menjadi pembeli di pasar karbon Indonesia guna mengejar target Submission NDC (Nationally Determined Contribution) pada tahun 2029.
Di Indonesia, perdagangan karbon yang memanfaatkan proyek pengurangan emisi melalui proyek reforestasi sangat prospek dikembangkan didukung regulasi yang kuat serta potensi hutan RI yang merupakan terluas ke-3 Dunia. Selain menghasilkan kredit karbon, proyek ini juga memberi dampak positif bagi kelangsungan alam dan ekonomi masyarakat sekitar.
Bagaimana prospek pengembangan perdagangan karbon yang memanfaatkan proyek pengelolaan hutan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan? Selengkapnya simak dialog Sarah Ariantie dengan CEO & Co-Founder Pagatan Usaha Makmur, Rio Christiawan dalam Profit, CNBC Indonesia (Jum'at, 19/09/2025)