Bos BI dan OJK Bilang Gini Soal Purbaya Taruh Rp 200 T di Bank BUMN

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 18/09/2025 08:05 WIB
Foto: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat konpres di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2025). (CNBC Indonesi/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia — Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan menyambut baik penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun di bank pelat merah. 

ubernur Bank Indonesia (BI) PerryWarjiyo mengatakan langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tersebut memperkuat kebijakan pro growth BI.

"Kami menyambut baik kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, termasuk tadi adalah pemindahan dana pemerintah yang semula ada di Bank Indonesia kepada perbankan untuk menambah likuiditas," kata Perry saat konferensi pers hasil rapat dewan gubernur secara daring, Rabu (17/9/2025).


BI kata Perry juga terus melakukan ekspansi likuiditas, di antaranya dengan menurunkan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI sebesar Rp 200 triliun, dari Rp 916 triliun per Januari 2025 menjadi Rp 720 triliun pada Agustus 2025.

Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun menambah ruang likuiditas bank untuk menyalurkan kredit dan pembiayaan. 

Alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) naik dari 22,53% menjadi 24,2%.Alatlikuit per non-core deposit (AL/NCD) naik dari 99,81% menjadi 107,10%. "LDR semakin menurun menjadi 85,34% yang diakibatkan oleh penambahan dana dari pemerintah pada 12 September 2025," kata Dian saat rapat dengan Komisi XI DPR RI Jakarta, Rabu (17/9).

Adapun per Agustus 2025 pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat masing-masing sebesar 7,56% secara tahunan (yoy) dan 8,51% yoy, sementara LDR tercatat 86,3%.

Adapun kredit korporasi menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit secara agregat, dengan pertumbuhan sebesar 9,59% year-on-year, serta mendominasi sebanyak 52,80% dari total kredit perbankan.

Selanjutnya, kredit UMKM tumbuh sebesar 81,82% year-on-year, serta porsi kredit UMKM dibandingkan total kredit masih di bawah sekitar 20% sejak awal 2025, dengan tren menurun sebesar 18,61%.

Secara month-to-month, kredit UMKM dan korporasi terkontraksi sebesar 0,45% dan minus 0,51%, sedangkan kredit konsumtif tumbuh sebesar 0,61% month-to-month.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Menteri Keuangan Purbaya memutuskan untuk memindahkan saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah sebesar Rp 200 triliun ke PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. 

BRI, Bank Mandiri, dan BNI mendapatkan kucuran deposito, masing-masing Rp 55 triliun. Lalu BTN Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun. 


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Purbaya Tebar Rp200 Triliun, Sektor Mana Yang Kecipratan Cuan?