Pasar Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Dunia Melemah
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Jumat pagi (12/9/2025). Berdasarkan Refinitiv pukul 10.05 WIB, harga minyak mentah Brent (LCOc1) tercatat melemah di level US$65,84 per barel, turun dibanding posisi sebelumnya di US$66,37.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$61,82 per barel, juga tertekan dari penutupan hari sebelumnya yang ditutup US$62,37.
Pelemahan harga minyak ini sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terkait kelebihan pasokan global. Laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan produksi minyak dunia akan tumbuh lebih cepat dari ekspektasi sepanjang tahun ini, terutama karena tambahan kuota produksi dari OPEC dan sekutunya (OPEC+).
Meski demikian, OPEC masih mempertahankan outlook permintaan minyak global 2025-2026 pada level tinggi, dengan alasan tren pertumbuhan ekonomi dunia masih cukup solid. Hal ini menandakan adanya tarik-menarik antara sisi suplai yang kian melimpah dan sisi permintaan yang tetap potensial.
Arab Saudi, sebagai eksportir terbesar, berencana menaikkan ekspor ke China menjadi sekitar 1,65 juta barel per hari pada Oktober, naik signifikan dibanding 1,43 juta barel per hari di September. Namun, pasar mempertanyakan sejauh mana China dapat menyerap tambahan pasokan tersebut.
Dari sisi lain, Rusia-produsen terbesar kedua setelah AS-menghadapi tekanan pendapatan minyak yang turun ke level terendah sejak awal konflik Ukraina. Negara itu bahkan berencana memangkas ekspor ESPO Blend melalui pelabuhan Kozmino pada September menjadi sekitar 1 juta barel per hari.
Sementara itu, data makroekonomi AS menambah warna di pasar. Inflasi konsumen AS pada Agustus mencatat kenaikan tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, sementara klaim tunjangan pengangguran meningkat. Kondisi ini memperbesar peluang The Fed memangkas suku bunga pekan depan, yang berpotensi mendongkrak permintaan energi dalam jangka menengah.
Laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) turut menekan harga, setelah stok minyak mentah AS naik 3,9 juta barel menjadi 424,6 juta barel. Pasar menilai kombinasi kelebihan pasokan dan naiknya stok bisa menahan reli harga minyak dalam waktu dekat.
CNBC Indonesia
(emb/emb)