
Begini Langkah PTBA Lakukan Diversifikasi Bisnis

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus mempertegas komitmennya dalam mengembangkan lini bisnis perusahaan. Dalam hal ini, PTBA tengah menyiapkan strategi diversifikasi bisnis melalui ekspansi logistik hingga hilirisasi.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk Bukit Asam, Turino Yulianto menuturkan, pihaknya tengah mengerjakan proyek angkutan batu bara dengan kereta api Tanjung Enim-Kamasan. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengangkutan batu bara sebesar 20 juta ton per tahun dengan jarak yang ditempuh 158 kilometer (km).
"InsyaAllah kita bisa COD di triwulan kedua tahun depan, tahun 2026 kita juga koordinasi terus dengan partner kita ada dua partner disini yaitu PT KAI dan juga PT Kalok. Terkait pengembangan transportasinya juga kami ada inisiatif di tahun ini meningkatkan setengah juta ton di Tarahan dan juga setengah juta ton di Kertapati sehingga total dari 27,5 juta ton menjadi 28 juta di Tarahan sedangkan di Kertapati dari 8 juta menjadi 8,5 juta ton per tahun," ujar dia dalam Pubex Live 2025, Kamis (11/9/2025).
Dia menambahkan, PTBA juga aktif mengembangkan bisnis energi dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memiliki total kapasitas terpasang sebesar 1,8 Gigawatt (GW). PLTU ini terdiri atas PLTU Sumsel-8 yang berkapasitas 2x660 megawatt (MW), PLTU Banjarsari yang berkapasitas 2x110 MW, PLTU Tanjung Enim yang berkapasitas 3x10 MW, dan PLTU Tarahan yang berkapasitas 2x8 MW.
PTBA juga menggarap bisnis energi terbarukan melalui pembangunan solar panel. Perusahaan ini telah memasang solar panel berkapasitas 303 kilowatt peak (kWp) di kawasan operasi PT Krakatau Steel Industrial Estate di Cilegon, Banten pada Juni 2025 lalu dengan menggandeng PT Timah Industri. Emiten ini juga memasang panel surya di Jalan Tol Bali Mandara, di area operasi PT Semen Baturaja Tbk, Bandara Soekarno-Hatta, hingga Perumahan Duren Tiga Bukit Asam.
"Saat ini (panel surya) yang dalam pengembangan adalah Tol Road Jasa Marga lainnya kemudian di Semen Padang dan yang terakhir di Pasca Tambang di Ombilin di Sumatera Barat ini bekerja sama dengan PLN dan dengan World Bank," imbuh dia.
Turino menambahkan, PTBA juga berekspansi di sektor hilirisasi. Salah satunya adalah pengembangan Kalium Humate yang telah diluncurkan pada beberapa waktu lalu dengan kapasitas pilot plant sebesar 150 ton per tahun. Dalam proyek ini, PTBA turut menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM). Produk kalium humate buatan PTBA mendapat banyak peminat dari pelaku usaha perkebunan dan pertanian.
Selanjutnya, PTBA juga menggarap proyek hilirisasi Batubara menjadi Artificial Graphite. Ini merupakan produk turunan batu bara untuk mendukung ekosistem dari baterai kendaraan listrik. Melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PTBA dapat menghasilkan Artificial Graphite sebanyak 200 ton per bulan. Namun, karena masih berstatus pilot plant, PTBA baru memproduksi Artificial Graphite sebesar 41 ton per bulan.
Tak ketinggalan, PTBA juga berkomitmen ekspansi ke bisnis hijau dengan mengembangkan produk Wood Pellet. Untuk tahap awal, PTBA memproduksi wood Pellet dari tumbuhan Kaliandra Merah di Tanjung Enim.
"Insya Allah kita kapasitasnya masih cukup kecil, tapi kita akan kembangkan menjadi besar. Saat ini baru 96 ton per bulan. Ini kerja sama juga kita riset dengan UPN Veteran. Jadi beberapa produk kita juga bekerja sama dengan beberapa kampus sehingga kita komit kepada pengembangan riset menjadi produk-produk komersial berbasis batu bara," tandasnya.
(Elga Nurmutia/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesanan Ekspor Meningkat, Pendapatan PTBA Lompat 30%
