BTN Segera RUPSLB, Minta Restu Bank Syariah Beroperasi Sebelum 2026

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
10 September 2025 15:35
Gedung Bank BTN. (Dok. BTN)
Foto: Gedung Bank BTN. (Dok. BTN)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menargetkan Bank Syariah Nasional (BSN) akan beroperasi penuh sebelum awal tahun 2026. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu mengatakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BSN dua pekan lalu telah menunjuk pengurus, dan diharapkan dapat segera mendapatkan persetujuan dari fit and proper test Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Seperti diketahui, BSN sebelumnya merupakan PT Bank Victoria Syariah yang telah diakuisisi BTN untuk menjadi perusahaan cangkang bagi proses spin off Unit Usaha Syariah (UUS) miliknya.

Nixon mengatakan BTN juga berencana menggelar RUPSLB pada akhir bulan Oktober atau November ini. Agenda utama rapat tersebut adalah persetujuan pemisahaan unit usaha syariah BTN untuk kemudian melebur dengan BSN.

"Sehingga BSN akan beroperasi penuh sebelum awal tahun 2026. Jadi nanti akan ada satu bank syariah baru di Indonesia yang dimiliki oleh negara di ujungnya, sehingga ini juga akan memperkaya layanan Syariah kepada masyarakat Indonesia." ujar Nixon saat public expose live 2025 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI) secara virtual, Rabu (10/9/2025).

Menurutnya, saat spin off nanti, aset BSN mencapai sekitar Rp70 triliun pada akhir tahun. Di antaranya, aset pembiayaan mencapai sekitar Rp50 triliun.

Nixon menyebut pihaknya menyiapkan modal inti sebesar Rp6 triliun. Sebesar Rp1,6 triliun berasal dari perusahaan cangkang, dan Rp3,8 triliun hingga Rp4,4 triliun merupakan rekening antar kantor (RAK) modal di dalam UUS.

Maka, BTN hanya perlu memberikan penyertaan modal sebesar Rp800 miliar hingga Rp1 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance & Strategi BTN, Nofry Rony Poetra memastikan bahwa BSN akan memiliki permodalan yang kuat dan cukup untuk menunjang pertumbuhan bisnisnya. Saat ini, pembiayaan BSN tumbuh sekitar 17% hingga 18%, dan diharapkan setelah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dapat tetap mempertahankan pertumbuhan tersebut.

"Dengan adanya support nanti tambahan modal akan menjadi bank KBMI 2 ya, jadi minimal di Rp6 triliun rupiah. Dengan CAR nanti akan ada kisarannya sekitar 20%-25%," jelas Nofry.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bidik Aset Rp100 T, Spin Off Syariah BTN & CIMB Bisa Saingi BSI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular