
Aturan Larang Eksportir Bawa Kabur Dolar AS Jadi Berkah, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia-Aturan pemerintah yang mewajibkan eksportir menempatkan Dana Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri mulai terasa. Ini terlihat dari pergerakan rupiah yang stabil dan cenderung menguat meski di tengah situasi sosial politik dalam negeri kurang kondusif.
Hal ini disampaikan oleh Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/9/2025)
Surplus neraca perdagangan di Indonesia yang terjaga selama 63 bulan beruntun hingga ke leve US$ 4,17 miliar pada Juli mempertebal pasokan dolar di pasar keuangan.
"Karena ada aturan juga, nih, dari pemerintah, yaitu dari PP Nomor 8 Tahun 2025 mengenai devisa hasil ekspor. Jadi ada kewajiban eksportir non-migas tapi sumber daya alam itu untuk menaruh dana-nya selama 1 tahun di sistem keuangan dalam negeri," ucap Myrdal.
"Jadi eksportir dana hasil ekspornya wajib ditaruh di sini. Jadi itu yang membuat kenapa supply rupiah kita kuat dan suplai dolar itu kuat di dalam negeri. Dan rupiah kita menguatnya juga cukup baik kalau kita lihat pergerakannya," jelasnya.
Di samping itu, ia mengakui, terus menariknya imbal hasil pasar obligasi dan saham turut berkontribusi dalam menjaga sentimen dan pasokan dolar asing selama masa kericuhan itu.
"Jadi ya memang kalau kita lihat dari imbas positif kebijakan DHE ini cukup bagus juga untuk menjaga suplai. Selain itu juga bulan ini kan sudah tidak ada lagi permintaan tinggi, seperti bulan April sampai Juli, ya, untuk bayar dividen ke investor luar. Itu sih yang bikin kita lihat rupiah pergerakannya untuk saat ini masih solid," ungkap Myrdal.
Bank Indonesia (BI) memastikan rupiah akan bergerak stabil. BI akan mendorong rupiah lebih kuat lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kami terus berjuang dan Alhamdulillah stabilitas nilai tukar rupiah moneter dan pasar keuangan," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo
"Kami terus tetap jaga rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560. Alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400 kami akan berusaha lebih rendah lagi ke 16.300 dan lebih kuat lagi," terangnya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Diproyeksi Akan Lanjut Melemah, Ini Analisisnya
