Rugi 5 Tahun Beruntun, Indospring (INDS) Setop Bisnis Alat Pertanian
Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Indospring Tbk. (INDS) telah memutuskan untuk melakukan penghentian operasi dalam segmen industri alat-alat pertanian. Alasan penghentian segmen operasi ini dikarenakan pasar bisnis dari alat pertanian ini mengalami penurunan permintaan pasar.
Hak tersebut membuat anak usahanya, yaitu PT Indobaja Primamurni (IBPM) mengalami kerugian selama 5 tahun berturut-turut mulai tahun 2020-2024.
"Penghentian operasi ini tidak memberikan dampak signifikan bagi Perseroan," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/9).
Manajemen menjelaskan, dampak pada INDS tak signifikan karena pendapatan dari anak usaha IBPM selama tahun 2024 sebesar Rp 9.368.155.672 hanya 0,30% dari pendapatan konsolidasian tahun 2024 sebesar Rp 3.165.028.322.638.
Manajemen memaparkan, penjualan aset pun hanya pada kelompok mesin dan peralatan karena sudah tidak dapat digunakan lagi dalam operasional IBPM.
Selain itu, perseroan akan menerima pendapatan dividen sebesar Rp 25.331.250.000 atau setara dengan 96,5% bagian dari kepemilikan Perseroan yang akan dibayarkan paling lambat pada tanggal 31 Oktober 2025.
Nantinya, manajemen IBPM juga melakukan perubahan maksud dan tujuan kegiatan usaha yaitu sewa menyewa tanah dan bangunan non hunian dalm hal ini real estate yang dimiliki sendiri atau disewa.
Dampak secara finansial bagi Perseroan antara lain, perseroan akan mengalami penurunan pendapatan konsolidasian di tahun
2025 sebesar 0,3%.
Namun, tidak berdampak signifikan pada penurunan aset Perseroan secara konsolidasian karena akan menerima kas dari hasil penjualan aset tersebut.
Selain itu, perseroan akan menerima kas sebesar Rp 25.331.250.000 yang dapat digunakan untuk modal kerja Perseroan. Perubahan kegiatan usaha utama IBPM diharapkan memberikan kontribusi bagi Pendapatan Perseroan secara konsolidasian.
(fsd/fsd)