Strategi Investasi di Tengah Volatilitas & Ketidakpastian Pasar

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 02/09/2025 10:05 WIB
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta CNBC Indonesia - Tensi politik di Indonesia yang memanas meninggalkan ketidakpastian di pasar. Hal ini tentu saja sangat tidak disenangi oleh investor, sehingga memilih menarik modalnya dan menyebabkan keruntuhan di pasar modal.

Indeks Harga Saham Gabungan pun dalam dua hari perdagangan berubah mood dari sebelumnya bullish dan harapan ke 8.000 kini terpelanting ke level 7.700-an. Tepatnya di 7.736 pada perdagangan kemarin, Senin (1/9/2025). Lantas bagi para investor, apa strategi yang dapat dipilih saat tensi politik memanas?


Pertama, salah satu strategi yang bisa dipilih adalah mengubah mode dari agresif menjadi moderat, yakni dengan lebih berhati-hati di pasar karena penuh ketidakpastian. Lebih selektif dalam memilih saham untuk investasi, bahkan mungkin bisa menghindari pasar sampai kondisi politik menjadi kondusif.

Selanjutnya, terapkan exit strategi yang ketat, terutama untuk saham yang ada di portofolio. Misalnya saja terapkan trail profit bertahap seperti 2%, 5%, 9%, 12%, 15%, 18%, 23%, 27% untuk melindungi keuntungan.

Jadi, jika saat ini saham dalam portofolio anda dalam keadaan unrelized gain 25%. Kemudian adanya guncangan politik saham tersebut jatuh, maka saat portofolio menyentuh gain 23%, saham harus terjual. Sehingga keuntungan anda akan terlindungi.

Begitu juga dengan cut loss. Misal anda menerapkan cut loss 3%, maka saat saham jatuh 3% anda harus jual saham tersebut.

Tidak perlu ragu untuk menempatkan cash lebih banyak ketimbang saham di portofolio. Saat memiliki cash bisa dikatakan sebagai modal keuntungan investor. Saat pasar pulih, anda akan memiliki modal cukup untuk membeli saham salah harga atau dengan valuasi murah.

Tidak ada salahnya diversifikasi aset ke instrumen lindung nilai atau bersifat moderat.

Misalnya saja investasi di emas yang memiliki kecenderungan harga yang naik atau obligasi negara yang memiliki sifat aman dan bunga tetap.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat Hingga Harga Emas Global Cetak Rekor