IHSG Sesi I Turun 0,61%, Tinggalkan Level 7.900

mkh, CNBC Indonesia
21 August 2025 12:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meninggalkan level 7.900 pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (21/8/2025).

Indeks turun 0,61% atau 48,47 poin ke level 7.895,35. Padahal sebanyak 403 saham naik, 260 turun, dan 293 tidak bergerak. Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 9,03 triliun yang melibatkan 21,15 miliar saham dalam 1,24 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, sektor energi turun paling dalam, yakni 4,83%. Kontras dengan sektor teknologi yang naik 1,32%.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, emiten tambang Sinarmas menjadi penyebab IHSG parkir di zona merah pada jeda makan siang hari ini. DSSA berkontribusi 52,52 indeks poin. 

Saham DSSA tercatat turun 14,8% ke level 78.650. Saham ini tercatat banyak dijual investor. Hingga sesi I tercatat ada transaksi jual senilai Rp 835,9 miliar dengan harga rata-rata Rp 78.563. 

Sementara itu, saham AMMN dan DCII berupaya menjaga IHSG bertahan di level 7.900. Kedua saham ini, masing-masing, menyumbang bobot poin sebesar 7,83 dan 6,95.

Adapun pada perdagangan hari ini, Kamis (20/8/20250) IHSG akan dipengaruhi oleh beragam sentimen. Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan tampaknya masih akan menjadi perhatian utama investor.

Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%. Suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,25% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 5,75%.

Namun, perhatian pasar juga akan tertuju ke rilis neraca transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II yang menjadi indikator stabilitas eksternal Indonesia. Data transaksi berjalan menjadi kabar terbesar dan terpenting hari ini.

Dari global, kebijakan Bank Sentral China yang menahan suku bunga menegaskan arah stimulus fiskal Beijing, sementara inflasi Inggris yang kembali panas menambah tekanan bagi Bank of England. Tak kalah penting, Jepang mencatat kejutan dengan defisit neraca dagang yang kembali muncul, dipicu pelemahan ekspor dan melambatnya permintaan dari AS maupun China.

Pelaku pasar juga akan mencermati risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli yang rilis pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular