
Warren Buffett Ungkap Strategi Investasi 90/10, Rahasia Kaya-Uang Aman

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor legendaris Warren Buffett pernah memberikan saran sederhana bagi investor pemula melalui strategi 90/10. Lantas, seperti apa strategi itu?
Melansir Investing.con, Warren Buffett menyarankan menempatkan 90% dana pada reksa dana indeks S&P 500 berbiaya rendah, sementara 10% sisanya dialokasikan ke obligasi pemerintah jangka pendek.
Strategi ini pertama kali dijelaskan Buffett dalam surat tahun 2013 kepada pemegang saham Berkshire Hathaway Inc. (BRK.A). Terinspirasi dari Benjamin Graham, ia menegaskan bahwa berinvestasi sama dengan membeli "potongan kecil dari bisnis," meski tak semua orang mampu menganalisis perusahaan sedetail itu.
Menurut Buffett, kabar baiknya adalah investor biasa tidak membutuhkan kemampuan tersebut untuk sukses. Ia menekankan bahwa bisnis Amerika secara agregat telah berkembang luar biasa dan akan terus bertumbuh, meski melalui pasang surut yang sulit diprediksi.
Buffett juga menilai investor tidak perlu bergantung pada manajer aset dengan biaya tinggi. Ia menyoroti bahwa sebagian besar manajer investasi gagal mengalahkan kinerja S&P 500 secara konsisten.
Oleh karena itu, Buffett mengingatkan agar investor tidak tergoda mengejar saham individual atau terbawa euforia pasar bullish. Ia bahkan mengutip pengamatan mendiang Barton Biggs, bahwa "bull market terasa paling nikmat sesaat sebelum berakhir."
Dalam surat tersebut, Buffett mengungkap bahwa wasiatnya juga memuat strategi 90/10 untuk harta peninggalan bagi sang istri. Saham Berkshire Hathaway miliknya akan disumbangkan ke yayasan, sedangkan kas yang tersisa akan ditempatkan sesuai strategi sederhana tersebut.
Ia meyakini pendekatan itu akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan investor yang mengandalkan manajer investasi mahal. Baik dana pensiun, institusi, maupun individu diyakininya kalah efisien dibanding strategi sederhana berbiaya rendah.
Strategi 90/10 sendiri terdiri dari dua komponen utama. Sebanyak 90% aset likuid dialokasikan pada reksa dana indeks S&P 500, sementara 10% sisanya ditempatkan di obligasi pemerintah jangka pendek seperti Treasury Bills.
Tujuannya adalah memaksimalkan pertumbuhan jangka panjang melalui investasi saham sekaligus menjaga likuiditas dan mengurangi risiko saat pasar bergejolak. Selain itu, strategi ini juga menekan biaya manajemen yang dapat memangkas hasil investasi.
Keuntungan strategi 90/10 antara lain adalah potensi imbal hasil jangka panjang, risiko yang terbatas, serta biaya rendah. Investor juga lebih hemat waktu karena hanya perlu melakukan rebalancing secara berkala tanpa pusing memilih instrumen investasi lain.
Selain itu, strategi ini membantu mengurangi stres investor pemula yang kerap sulit mengendalikan emosi dalam fluktuasi pasar. Diversifikasi lewat indeks S&P 500 dan cadangan obligasi diyakini cukup untuk menjaga ketenangan sekaligus memastikan pertumbuhan portofolio.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Warren Buffett Malah Naik Saat Dunia Huru-hara, Ini Rahasianya
