Saham Astra (ASII) Tiba-Tiba Meroket 10%, Ada Apa?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
19 August 2025 12:38
Menara Astra
Foto: Astra

Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Astra Internasional Tbk. (ASII) harga sahamnya melonjak sepanjang sesi pertama hari ini, Senin (19/8/2025). Tercatat, saham ASII naik 10,45% atau 525 poin ke level Rp 5.550 per saham.

Total transaksi saham ASII hari ini nyaris mencapai Rp 1 triliun yang melibatkan 181 juta saham. Adaapu kapitalisasi pasar Astra mencapai Rp 224,6 triliun.

Saham ASII juga tercatat ikut diburu asing sepekan lalu mencapai Rp 228,4 miliar.

Kenaikan saham-saham Grup Astra ditengarai terjadi karena PT Astra International Tbk (ASII) tengah menjalani strategic review, dimana hasilnya kemungkinan akan diumumkan pada semester I 2026. Hal ini diungkapkan dalam dalam earning call di riset Indo Premier Sekuritas.

ASII dijadwalkan akan melakukan public expose pada 27 Agustus 2025 mendatang.

Tinjauan strategic tersebut dikabarkan dapat mencakup perencanaan jangka panjang untuk portofolio bisnis, alokasi modal, laba, pertumbuhan, dan total return bagi pemegang saham.

Dalam perencanaan ini, beberapa sektor pun potensial untuk ekspansi, seperti sektor infrastruktur, termasuk jalan tol terutama di wilayah luar Jawa, dan secara selektif di Jawa, selama harganya tetap menarik.

PT Astra International (ASII) juga menyebutkan bahwa review ini bisa saja menghasilkan kemungkinan divestasi pada beberapa aset yang tidak lagi sejalan dengan target jangka panjang.

Sebelumnya, ASII telah melakukan ekspansi bisnis dengan melakukan akuisisi pada salah satu perusahaan terbuka di Tanah Air.

Kinerja ASII

PT Astra International Tbk (ASII), emiten otomotif swasta terbesar di Indonesia, membukukan perlambatan pertumbuhan laba pada paruh pertama tahun ini. Meski demikian, prospek pembagian dividennya diramal masih moncer.

Secara historis, ASII dikenal konsisten membagikan dividen setiap tahun sejak 2003. Menariknya, perusahaan ini selalu membagi dividen dalam dua tahap, dividen interim yang biasanya dibayarkan pada kuartal IV, umumnya sekitar bulan Oktober, serta dividen final pada tahun berikutnya.

Dalam tiga tahun terakhir, harga saham ASII telah terkoreksi hampir 30% yang membuat imbal hasil dividen jadi atraktif berkisar 8% - 10%. Dari hasil laba tahun ini pun diramal bisa tetap moncer meskipun ada perlambatan dari pertumbuhan laba.

Sebagai catatan, ASII mencetak laba semester I/2025 senilai Rp15,51 triliun, kontraksi 2,15% secara tahunan (yoy). Nilai ini mengimplikasi laba bersih per saham (EPS) sebanyak Rp395, turun 4% yoy.

Dari nilai tersebut, jika disetahunkan akan menjadi Rp766.48. Kalau kita mengambil asumsi lebih konservatif payout ratio sekitar 60%, maka dividen per lembar yang potensi didapat dari laba tahun buku 2025 sebanyak Rp459,89.

Biasanya, sekitar 30% akan dibagikan sebagai dividen interim, dan sisanya dibagi jadi dividen final. Jadi dividen interim akan berkisar Rp137,97 dan sisanya final sebanyak Rp321,92.

Seperti diketahui, ASII membukukan laba diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp15,52 triliun sepanjang semester pertama 2025. Jumlah tersebut turun tipis 2,15% dari pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15,86 triliun.

Penurunan laba tersebut di tengah perolehan pendapatan yang bertumbuh tipis, hanya 1,81%. Jumlah pendapatan ASII yang mampu dikantongi pada semester pertama 2025 sebesar Rp162,86 triliun dibandingkan dengan perolehan periode yang sama pada tahun lalu Rp159,97 triliun.

Pertumbuhan pendapatan ASII ditopang oleh segmen alat berat dan pertambangan yang menyumbang 43% dari total pendapatan. Jumlah pendapatan bersih segmen ini pun tumbuh 7,76% year-on-year/yoy menjadi Rp69,52 triliun per 30 Juni 2025.

Di sisi lain, segmen otomotif jadi pemberat Astra. Pasalnya segmen yang berkontribusi terhadap 38% total pendapatan pendapatannya turun 8,13% yoy menjadi Rp61,71 triliun.

Segmen agrikultur menjadi segmen dengan pertumbuhan pendapatan terbesar, yakni mencapai 40,09% yoy menjadi Rp14,45 triliun.

Sementara segmen properti menjadi segmen dengan pendapatan paling banyak turun, yakni 8,85% yoy menjadi Rp474 miliar.

Kemudian, segmen infrastruktur dan teknologi informasi sama-sama mencatatkan pertumbuhan pendapatan masing-masing meningkat 13% yoy menjadi Rp1,55 triliun dan 18,48% yoy menjadi Rp1,53 triliun.

Aset ASII tercatat Rp487,79 triliun hingga 30 Juni 2025. Liabilitas tercatat Rp209,04 triliun dan ekuitas tercatat Rp278,75 triliun pada semester pertama 2025.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Cara Gandakan Rp 10 Juta Jadi Rp 1 Miliar Lewat Investasi Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular