IHSG Terjun ke Zona Merah Usai Mejeng Bentar di Level 8.000

fsd, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 16:32 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,41% ke level 7.898,37 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2025). Padahal pada perdagangan intraday sesi I, indeks sempat menyundul level 8.000 pada pukul 10.29 WIB. Pada titik tertingginya IHSG sempat bertengger di posisi 8.017,07 dan merupakan rekor IHSG untuk perdagangan intraday.

Pelemahan hari ini juga berarti rekor penutupan IHSG masih berada di level 7.931,25 atau angka penutupan perdagangan Kamis (14/8/2025).

Sebanyak 229 saham naik, 432 turun, dan 139 tidak bergerak. Nilai transaksi hari ini sangat besar, yakni Rp 30,97 triliun, melibatkan 47,8 miliar saham dalam 1,96 juta kali transaksi. Perlu dicatat, sebagian dari transaksi jumbo tersebut adalah transaksi nego pengalihan saham MDIY.


Mengutip Refiitiv, mayoritas sektor berada di zona merah, hanya sektor teknologi, kesehatan dan finansial yang mengalami penguatan.

Hal itu seiring dengan saham DCI Indonesia yang naik 6,91% ke level 359.900. Emiten Toto Sugiri dan Salim ini menyumbang bobot 25,05 indeks poin.

Selain DCII, saham bank pelat merah (BBRI) dan emiten Sinar Mas (DSSA) juga tercatat menjadi penahan sehingga IHSG tidak jatuh lebih dalam.

Sementara itu, saham Prajogo Pangestu menjadi beban terbesar IHSG. BREN yang turun 5,15% berkontribusi -18,01 indeks poin.

Sebelumnya, banyak pihak yang memperkirakan indeks dapat parkir di level 8.000 menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80.

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menilai tren penguatan IHSG merupakan cerminan dari kinerja fundamental perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurutnya, kenaikan indeks itu tidak hanya mencerminkan kinerja perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga perusahaan berukuran menengah.

"Memang secara umum bukan saja menggambarkan kinerja dan fundamental dari perusahaan-perusahaan besar. Tapi justru juga yang kuat di situ tersebut adalah kinerja dari perusahaan-perusahaan di papan tengah, tidak hanya yang di LQ45," kata Mahendra saat ditemui di Gedung UGM Samator Pendidikan, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2025).

Selain itu, penguatan IHSG ini juga disebut menggambarkan perkembangan sentimen pasar terhadap kondisi yang lebih luas, yakni ekonomi makro dan global. Mahendra menyebut ini memberikan sedikit kepastian setelah sempat terjadi kekhawatiran pasar.

"Memang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah memberikan sedikit lebih kepastian, bukan berarti sudah pasti dan sudah sepenuhnya, tidak. Ada faktor yang masih bisa dinamis dan berubah, tapi paling tidak sudah memberikan kepastian yang lebih baik daripada sebelumnya 3-4 bulan lalu," tukasnya.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Pesta Pora, Melaju Mulus ke Level 7.800-an