Tren Investasi Emas Melonjak, BSI Pastikan Cadangan Bullion Bank Cukup

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Rabu, 13/08/2025 16:20 WIB
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) memastikan bahwa cadangan emas bank syariah terbesar di RI itu tetap aman di tengah melonjaknya tren investasi emas. Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan persediaan emas yang cukup untuk memenuhi permintaan nasabah.

"Kalau stok itu kan kita maintain-nya nggak terlalu banyak kan, yang penting begitu nasabah pesan, kita punya. Jadi stok itu nanti diatur di teman-teman treasury. Nggak boleh terlalu besar karena akan terjadi yang namanya market risk," ujar Anton di Kantor Pusat BSI, The Tower, Rabu (13/8/2025).


Ia menerangkan, persediaan cadangan emas BSI maksimal 50 kilogram per hari. Namun, secara rata-rata harian, BSI menyiapkan 15 kilogram hingga 20 kilogram cadangan emas.

Anton menerangkan bank itu memiliki beberapa mitra pemasok emas untuk menjaga kecukupan cadangan logam mulia itu.

"Kita ada beberapa supplier selain dari PT Antam juga ada beberapa supplier lain yang kita juga maintain untuk kebutuhan penjualan atau bisnis emas kita," imbuhnya.

Seperti diketahui, persediaan emas mulai ketat seiring dengan melonjaknya permintaan emas di dunia.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik 30% secara year to date. Emas telah mencapai puncak harga tertinggi pada US$3.500 atau sekitar Rp57,35 juta pada bulan April lalu, melampaui perkiraan J.P. Morgan Research sebelumnya.

Pada Februari lalu, The Korea Times melaporkan bahwa Korea Minting and Security Printing Corp. telah menghentikan penjualan emas batangan ke bank-bank di negara tersebut. Kemudian di China, kemampuan Bursa Emas Shanghai untuk memenuhi permintaan emas fisik oleh warga negara menjadi lamban sejak akhir tahun lalu.

Meski demikian, BSI tetap pertumbuhan pada bisnis bullion yang baru diluncurkan bulan Februari lalu. Hingga Mei 2025, total cicil dan gadai emas BSI mencapai Rp16,43 triliun, melesat 92,52% secara tahunan.

Pada kesempatan yang sama, Anton mengatakan BSI masih mengajukan izin untuk dapat meluncurkan produk simpanan. Ia mengharapkan produk tersebut bisa mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal IV-2025.

"Kita sekarang lagi fokus untuk submit ya perizinan yang simpanan. Mudah-mudahan simpanan kita nanti izinnya bisa keluar sebelum akhir tahun ini. Doakan saja ya," katanya di Kantor Pusat BSI di The Tower, Rabu (13/8/2025).


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BSI & Prudential Syariah Kolaborasi di Bisnis Bancassurance