Ternyata Ini Penyebab IHSG Naik 1%
Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona penguatan hari ini, Rabu (13/8/2025). Pada 10 menit awal perdagangan, indeks bergerak naik 1% ke level 7.869,17.
Penguatan IHSG sempat terpangkas setelahnya, namun pada pukul 09.55 WIB, indeks kembali menguat 1% menuju level 7.900. Sebagai informasi posisi penutupan tertinggi sepanjang masa IHSG adalah 7.905,39 pada 19 September 2024.
Mengutip Refinitiv, awalnya IHSG ditopang oleh sejumlah saham BUMN, seperti TLKM, BBRI, dan BMRI. TLKM tercatat sempat menguat 6,6% dan terpangkas menjadi 5,97% pada pukul 10.00 WIB.
TLKM tercatat menjadi penggerak utama IHSG dengan bobot 18,23 indeks poin. Lalu diikuti oleh DSSA 10,54 indeks poin, BREN 5,69 indeks poin.
Adapun setelah pukul 10.00 WIB, giliran saham DCI Indonesia (DCII) yang naik 10% atau menyentuh batas auto reject atas (ARA). Saham yang masih diperdagangkan dengan mekanisme full call auction (FCA) ini kembali ke level 300.000-an. DCII memiliki bobot terbesar dalam penguatan IHSG menjelang siang, yakni 29,97 indeks poin.
Penguatan IHSG hari ini melanjutkan kinerja positif kemarin. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, mengungkapkan setidaknya ada tiga faktor yang mendorong penguatan IHSG. Pertama, adanya penundaan kesepakatan yang seharusnya terjadi hari ini namun kembali diundur selama 90 hari.
Kedua, potensi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) yang semakin besar, meskipun data inflasi masih dinantikan hari ini.
Ketiga, arus modal asing yang diperkirakan berlanjut masuk ke pasar.
"Capital inflow harus diperhatikan. Apabila capital inflow besar, maka investor asing telah kembali masuk ke dalam pasar. Hal ini yang membuat IHSG mengalami kenaikan," jelasnya.
Sebagai catatan, capital inflow di pasar saham pada kemarin Selasa terpantau cukup signifikan mencapai Rp2,20 triliun. Ini merupakan inflow terbesar sejak 29 Juni lalu.
Dari sisi teknikal, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji, menilai IHSG bergerak mixed to higher setelah indikator RSI berpeluang membentuk pola golden cross dan masih berada dalam fase uptrend.
Nafan juga menyoroti sentimen geopolitik, yakni rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus 2025 untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Selain itu, ia menegaskan komitmen The Fed yang berpotensi menurunkan suku bunga dua kali pada tahun ini, masing-masing pada September dan Desember 2025.
Meski demikian, Nafan mengingatkan pentingnya langkah pemerintah untuk mendorong realisasi investasi demi mengejar target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2%.
Pada perdagangan Rabu hari ini (13/8/2025) IHSG masih akan mendapat gairah positif dari hasil inflasi AS periode Juli 2025 yang lebih baik dari perkiraan, membuka peluang penurunan suku bunga the Fed pada bulan depan semakin lebar.
Langkah IHSG menuju 8.000 menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80 juga semakin terbuka lebar dengan potensi inflow asing berlanjut, terutama di masa rebalancing indeks MSCI edisi Agustus tahun ini.
(mkh/mkh)