Perusahaan Segera IPO, JK Bakal Raup Rp 162 Triliun

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Minggu, 10/08/2025 07:20 WIB
Foto: Pendiri Insta360, Liu Jingkang. (Tangkapan Layar Youtube/Insta360)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjadi kaya raya dan memiliki status sebagai konglomerat di usia muda memang impian sebagian orang. Perjalanan Liu Jingkang pun menjadi bukti bahwa seseorang bisa menjadi kaya di usia muda.

Asal tahu saja, saat ini Liu Jingkang atau dikenal sebagai JK berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan hingga ratusan triliun pada usia 33 tahun. Tak ayal, miliarder baru asal China pun terus berupaya melebarkan sayapnya hingga ke pasar modal.

Melansir Forbes, kekayaan JK berasal dari produsen action camera, Insta360. Sahamnya melesat hampir empat kali lipat setelah melantai perdana di Bursa Efek Shanghai. Dari situ, valuasi perusahaannya mencapai sekitar 71 miliar yuan atau setara US$9,9 miliar atau sekitar Rp161,37 triliun (Rp16.400/US$).


Di pasar modal, Insta360 tercatat dengan nama Arashi Vision dan bermarkas di Shenzhen. Perusahaan milik JK sukses menggalang pendanaan di bursa saham sebesar 1,94 miliar yuan atau US$270 juta melalui penawaran umum perdana (IPO) di papan STAR Market pada Rabu (12/6/2025).

Kala itu, saham Insta360 dibuka di harga 182 yuan, naik 285% dari harga IPO sebesar 47,27 yuan. Bahkan, saham perusahaan JK ini menyentuh puncak di 188 yuan sebelum ditutup di 177 yuan.

Dengan begitu, Insta360 menjadi IPO terbesar di papan STAR Market sepanjang tahun 2025. Dana hasil IPO sebagian besar akan digunakan untuk mendukung riset dan pengembangan produk di masa mendatang.

Untuk diketahui, JK merupakan lulusan ilmu komputer dari Universitas Nanjing. Kemudian, ia mendirikan Insta360 pada 2015 silam. Tak ketinggalan, miliarder baru satu ini pun sempat masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada 2017.

Mengacu kepemilikan saham Liu yang berkisar 26,8% termasuk saham yang dipegang istrinya, Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp 44 triliun. Liu menyampaikan pidato saat seremoni pencatatan saham di Shanghai.

"Sepuluh tahun lalu, kami keluar dari asrama Universitas Nanjing dengan sumber daya terbatas dan impian yang besar. Sepuluh tahun berlalu, produk unggulan kami telah berkembang dari ONE X menjadi X5, dan makin jauh kami melangkah, makin jelas pula visi awal kami," ungkap Liu.

Sebagai informasi, Insta360 menawarkan beragam produk imaging untuk konsumen dan telah populer di kalangan videografer serta kreator konten global. Produknya meliputi kamera aksi 360 derajat seri 'X' dan kamera mini seri 'Go'.

Pada 2024 lalu, Insta360 meraih pendapatan sebesar 5,6 miliar yuan atau US$ 779,9 juta, naik 53,3% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, laba bersih Insta360 naik 19,9% secara tahunan, yakni mencapai 994,7 juta yuan.

Adapun pesatnya pertumbuhan Insta360 ditopang oleh penjualan domestik yang kuat dan ekspansi internasional, terutama di AS, Eropa, dan Jepang. Tahun lalu, 76% dari total pendapatan berasal dari pasar luar negeri, termasuk penjualan senilai 1,3 miliar yuan dari AS.

Perusahaan ini memiliki 2.000 karyawan di berbagai kantor global, termasuk di China, AS, Jepang, dan Jerman. Dalam prospektusnya, Insta360 mengungkapkan rencana memperluas penetrasi pasar internasional.

Sebelum IPO, Insta360 didukung oleh investor besar seperti Qiming Venture Partners, IDG Capital, Xunlei, dan Suning Holdings Group. Pada 2019, perusahaan ini menggalang dana sebesar US$30 juta dari investor seperti Everest Venture Capital, MG Holdings, dan Huajin Capital.

Media pemerintah China menjuluki Insta360 sebagai "little giant" karena statusnya sebagai perusahaan teknologi yang tengah naik daun. Perusahaan ini dinilai memiliki potensi besar dalam sektor perangkat elektronik konsumen.

Meski demikian, Insta360 berpotensi menghadapi tantangan dari ketegangan dagang antara AS dan China di masa depan. Dalam prospektusnya, perusahaan menyebut bahwa ketidakpastian terhadap ekspansi bisnis luar negeri meningkat akibat perubahan kebijakan tarif dari Gedung Putih sejak Februari.

Selain itu, persaingan di industri elektronik konsumen juga semakin ketat. Insta360 mengidentifikasi GoPro dan DJI sebagai pesaing utama di segmen kamera aksi.

Pada 2024, Komisi Perdagangan Internasional AS mengumumkan penyelidikan atas gugatan pelanggaran paten yang diajukan GoPro terhadap Insta360. Namun, hingga kini penyelidikan tersebut belum diumumkan.

Dari sisi inovasi, Insta360 tengah mengembangkan fitur berbasis AI dan kompatibilitas dengan teknologi VR. Perusahaan juga menjalin kemitraan dengan Apple untuk mendukung video dari kamera Insta360 di headset Vision Pro.

April lalu, Insta360 meluncurkan fitur AI baru dalam aplikasinya yang mampu menambahkan musik dan transisi otomatis pada rekaman video. Fitur ini ditujukan untuk mendukung kreator konten agar lebih efisien dalam proses pengeditan.

Permintaan terhadap kamera Insta360 meningkat seiring pertumbuhan ekonomi kreator global. Laporan Deloitte menyebutkan, pada 2023 terdapat sekitar 50 juta kreator online dan lima miliar pengguna media sosial di seluruh dunia.

Tren konten kreator global diperkirakan akan mencapai nilai US$2 triliun pada 2026, menurut laporan yang sama. Tren ini diyakini akan terus mendongkrak permintaan terhadap perangkat kamera berkualitas tinggi seperti produk Insta360.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Berkat Ini, OJK Yakin Minat IPO - Investasi Anak Muda Melonjak