Bos LPS Ungkap Bukti Optimisme Ekonomi RI Tahun Ini

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Kamis, 07/08/2025 13:54 WIB
Foto: Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025).
(CNBC Indonesia/tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap serangkaian indikator yang menjadi bukti membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun sempat diwarnai kekhawatiran perlambatan.

Berbicara dalam LPS Financial Summit 2025 di Surabaya, Purbaya menjelaskan bahwa salah satu indikator penting adalah pertumbuhan uang primer (M0). 

Dia menceritakan pada Mei 2021, laju pertumbuhan M0 melonjak hingga 19% secara tahunan. Sekitar empat bulan setelahnya kredit mengikuti pertumbuhan tersebut. 


"Itu rahasia Presiden Jokowi membalikkan ekonomi Indonesia. Saya paksa (uang beredar) naik ke positif 19%, tidak lama kemudian kredit tumbuh," kata Purbaya di LPS Financial Festival 2025 di Surabaya, Kamis (7/8/2025).

Purbaya melanjutkan bahwa sejak akhir tahun lalu hingga April 2025 pertumbuhan M0 terus bergerak naik. "Itu yang membuat ekonomi agak bergairah sampe dengan akhir tahun (2024)," katanya. 

Akan tetapi pertumbuhan M0 memang melambat pada Juni 2025. Data Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan M0 Juni 2025 sebesar 8,6% secara tahunan (yoy), sedangkan bulan sebelumnya 14,5% yoy. 

Purbaya mengatakan perlambatan itu hanya bersifat sementara. Ia menegaskan, pemerintah dan otoritas sudah tahu instrumen yang tepat untuk kembali memacu pertumbuhan.

"Saya bilang jangan cemas, kita tahu alatnya," katanya.

Lebih lanjut, Purbaya memaparkan bahwa meski indeks kepercayaan konsumen sempat turun, daya beli masyarakat masih relatif kuat. Kondisi saat ini adalah kehati-hatian dalam belanja karena ketidakpastian global.

"Dulu awal tahun sampai bulan April, semua orang takut ekonomi akan runtuh. Tapi awal April 2025 Pak Prabowo bikin sarasehan ekonomi yang menimbulkan optimisme. Akibatnya ekspektasi pelaku usaha naik, IHSG pun tembus 7.500," jelasnya.

Menurutnya, ini menunjukkan pasar keuangan dan pelaku usaha masih menyimpan harapan positif terhadap arah ekonomi nasional. Bahkan di tengah tantangan global, ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh 5%.

Purbaya menambahkan dengan membandingkan era pemerintahan sebelumnya. Ia menilai pertumbuhan ekonomi pada masa Presiden SBY lebih banyak didorong sektor swasta, sementara di era Presiden Jokowi, dorongan kuat datang dari pemerintah lewat pembangunan infrastruktur.

"Kalau sekarang bisa gabung, swasta dan pemerintah sama-sama dorong, maka tumbuh 5-6% tidak terlalu susah. Prospek ekonomi kita bagus," tegasnya.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Simpanan Rupiah