Utang Pinjol Warga RI Naik Jelang Tahun Ajaran Baru

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Rabu, 06/08/2025 17:01 WIB
Foto: Suasana belajar mengajar pembelajaran tatap muka di sekolah SDN 14 Pagi Pondok labu, Jakarta, Senin (30/8/2021). Sekolah tatap muka resmi dilaksanakan kembali untuk 610 sekolah di DKI Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Pembiayaan yang disalurkan industri pinjaman daring (pindar) naik menjelang tahun ajaran baru untuk anak-anak sekolah. Hal ini terlihat dari data historis Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Berdasarkan data historis, pada periode menjelang tahun ajaran baru (bulan Mei) cenderung memiliki peningkatan penyaluran pembiayaan dibandingkan bulan sebelumnya," ungkap Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam jawaban tertulis, Rabu, (6/8/2025).

Lebih rinci, penyaluran pembiayaan baru pada bulan Mei 2025, meningkat 9,38% Secara month to month (mtm) menjadi sebesar Rp28,68 triliun. Ini melanjutkan tren tahun lalu dimana penyaluran pembiayaan baru pada bulan Mei 2024, juga meningkat 15,69% mtm menjadi Rp25,08 triliun.


"Tren penyaluran tersebut dapat menandakan adanya siklus musiman penyaluran pinjaman yang berkaitan dengan kebutuhan khusus, seperti biaya pendidikan yang terjadi menjelang tahun ajaran baru (setiap bulan Mei)," kata Agusman.

Seiring dengan perkembangan tersebut, tingkat kredit macet pinjol (TWP90) tercatat mengalami perbaikan. Tingkat TWP90 berada di level 2,85% per Juni 2025, dibandingkan pada Mei sebesar 3,19%.

Sementara itu tren musiman tersebut seiring dengan kenaikan biaya pendidikan di Indonesia.Mirisnya ternyata Jakarta bukan lagi provinsi dengan biaya pendidikan termahal

Tahun ajaran 2023/2024 membuka satu fakta baru bahwa provinsi dengan biaya pendidikan tertinggi justru bukan ibu kota negara, melainkan provinsi di timur Indonesia.

Berdasarkan Survei Sosial Budaya dan Pendidikan (Susenas MSBP) 2024, rata-rata biaya pendidikan tertinggi secara nasional dicatat di Papua Barat, dengan rerata total mencapai Rp 16,83 juta per peserta didik. Jakarta memang masih berada di papan atas, namun berada di posisi ketiga di bawah Papua (Rp 15,62 juta) dan Papua Barat.

Lebih menarik lagi, jika kita menelisik komponen penyusun biaya pendidikan, ternyata lebih dari separuh pengeluaran berasal dari uang saku. Di jenjang pendidikan dasar, uang saku bahkan bisa menyedot hingga 55% dari total biaya pendidikan, disusul oleh baju sekolah dan transportasi.

Naiknya jenjang pendidikan berarti naik pula biayanya. Jika anak SD "hanya" menghabiskan Rp 4,56 juta per tahun, maka siswa SMA perlu mengalokasikan Rp 10,19 juta, dan mahasiswa harus siap mengeluarkan Rp 19,01 juta saban tahun ajaran. Komposisi ini juga mencerminkan beban paling berat: uang saku dan biaya kuliah (SPP/UKT).


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kredit Bank Tumbuh 7,77% di Juni 2025, Sektor Tambang Unggul