Saham Prajogo Rontok, IHSG Balik ke Level 7.400-an

mkh, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 16:25 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari ini, Senin (4/8/2025) di zona merah. Indeks bahkan sempat turun lebih dari 1% menjelang akhir sesi II. 

Indeks ditutup turun 0,97% ke level 7.464,65. Sebanyak 347 saham naik, 332 turun, dan 277 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 15,38 triliun yang melibatkan 28,27 miliar saham dalam 2,02 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun menciut jadi Rp 13.405 triliun. 

Mengutip Refinitiv, sektor bahan baku dan utilitas turun dalam, yakni masing-masing 4,71% dan 4,14%. Hal ini seiring dengan saham-saham konglomerat yang mengalami koreksi setelah melaju kencang pada bulan lalu. 


Emiten terafiliasi Salim (AMMN) hari ini turun 14,75% ke level 7.225 dan menjadi pemberat atau laggard utama IHSG dengan kontribusi -36,81 indeks poin. Mengikuti jejak AMMN, nyaris seluruh emiten Prajogo Pangestu masuk daftar 10 saham pemberat utama. 

BREN yang turun 7,69% menyumbang -20,85 indeks poin. Lalu TPIA berkontribusi -7,88 indeks poin, BRPT -6,83 indeks poin, CUAN -4,32 indeks poin, PTRO -1,72 indeks poin. Pada bulan lalu saham-saham Prajogo tersebut bergantian menjadi penggerak utama IHSG. 

Adapun koreksi IHSG hari ini seiring dengan langkah investor mengambil keuntungan setelah indeks naik tinggi pada bulan lalu. Sebagaimana diketahui, sepanjang Juli 2025, IHSG naik lebih dari 5% secara bulanan. 

Anggota Dewan Komisioner OJK pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengungkapkan bursa saham domestik mencatatkan rekor kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Nilai kapitalisasi pasar pada bulan Juli 2025 menyentuh rekor tertinggi (all time high) selama tiga hari berturut-turut. Puncaknya pada 29 Kuli 2026, dengan nilai sebesar Rp 13.700 triliun," terang Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (4/8/2025).

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bersamaan dengan rekor kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi di bursa ikut meningkat.

"Rata-rata nilai transaksi saham pada Juli 2025 mencapai Rp 13,42 triliun (ytd), naik dari akhir Juni 2025 dengan nilai Rp 13,29 triliun dan sudah lebih baik ari rata2 nilai transaksi 2024 senilai Rp 12,85 triliun," jelas Inarno.

Inarno menyampaikan per 31 Juli 2025, IHSG membukukan kinerja positif dan berada di level 7.484 mengalami penguatan 5,71% dalam sebulan dengan seluruh sektor perdagangan membukukan kinerja positif.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Pesta Pora 11 Hari Beruntun, Makin Dekat Dengan 7.500