Kinerja Saham Syariah Ngebut, Pembiayaan Bank Melambat
Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri keuangan syariah ikut tumbuh melambat seiring dengan yang terjadi di jasa keuangan konvensional.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Mirza Adityaswara melaporkan pembiayaan syariah per Juni 2025 sebesar Rp 666,04 triliun, naik 8,38% secara tahunan (yoy). Pada bulan sebelumnya pembiayaan syariah tumbuh 9,18% yoy.
Sementara itu, dana pihak ketiga bank syariah naik 6,98% yoy menjadi Rp 738,84 miliar. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 5,99% yoy.
Kendati demikian likuiditas bank syariah pun masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. financing to deposit ratio (FDR) per Juni 2025 sebesar 89,54%, sedangkan Juni 2024 88,34%.
Sementara itu, indeks saham syariah Indonesia tercatat menguat 17,62% sepanjang tahun berjalan (ytd) ke level 253,66. Kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 8.486,43 triliun dengan jumlah saham sebanyak 619 entitas.
Mirza mengatakan OJK telah melakukan banyak pengembangan dan penguatan sektor jasa keuangan syariah melalui pengukuhan keanggotaan Komite Pengembangan Keuangan Syariah (KPKS). Hal ini merupakan langkah strategis untuk membahas isu kompleks terkait industri keuangan syariah.
"Struktur KPKS terdiri dari ketua pengawas perbankan, dan beranggotakan kepala departemen OJK. Untuk anggota eksternal, terdiri dari dua orang dewan perwakilan syariah nasional, serta 3 dari non-profesional," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli 2025, Senin (4/8/2025).
Selain itu, OJK juga telah meluncurkan pedoman keuangan syariah Indonesia, workshop produk syariah ke BPRS, yaitu terkait cash wakaf link lalu produk istishna yang mengakomodasi segmen perumahaan.
"Lalu diskusi terkait liquidity assesment process yang merupakan komponen standar nasional," katanya.
Mirza menambahkan bahwa saat ini ada 41 perusahaan asuransi dan reasuransi. Sebanyak 29 unit usaha syariah telah menyampaikan rencana terkait kewajiban spinoff.
"2025 direncanakan 18 UUS akan spin off dan 8 UUS akan alihkan portofolio," katanya.
(mkh/mkh)