Proyeksi Ekonomi RI Lebih Cerah, OJK Pastikan Sektor Keuangan Stabil

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 14:15 WIB
Foto: Ketua Dewan Komisaris OJK, Mahendra Siregar saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK hasil RDKB April 2025. (YouTube/Otoritas Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor keuangan hingga pada paruh pertama tahun ini terjaga. Hal ini seiring IMF yang mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi membaik seiring dengan penerapan tarif resiprokal AS yang lebih rendah, perbaikan likuiditas, dan kebijakan fiskal yang akomodatif. 

Dia melanjutkan bahwa indikator ekonomi global tercatat di atas ekspektasi tercermin dari manufaktur dan perdagangan global meningkat dan pertumbuhan di semester pertama lebih baik.


"Pasar keuangan global menguat dengan investor melakukan risk on dan aliran modal yang meningkat di emerging market termasuk Indonesia," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli 2025, Senin (4/8/2025).

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8%, dari sebelumnya 4,7% pada tahun ini. Adapun, pertumbuhan Indonesia ini akan tetap sama, yakni 4,8% pada tahun 2026.

Hal ini terungkap dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juli 2025. Bersamaan dengan revisi ini, IMF juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang dan ekonomi pasar berkembang tahun ini.

Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 3,0% pada 2025 dan 3,1% pada 2026. Menurut catatan IMF, proyeksi ekonomi dunia untuk 2025 ini 0,2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan proyeksi dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, dan 0,1 poin persentase lebih tinggi untuk tahun 2026.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kredit Bank Tumbuh 7,77% di Juni 2025, Sektor Tambang Unggul