Dolar AS Tembus Rp16.455, Ini Penjelasan & Analisa BI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
31 July 2025 11:10
CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah mengalami tekanan pada perdagangan hari ini, seusai Bank Sentral Amerika Serikat, yakni The Federal Reserve atau The Fed mengambil sikap hawkish dengan terus menahan suku bunga acuan Fed Fund Rate di level 4,25%-4,50% pada Juli 2025 ini.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, langkah The Fed semalam waktu setempat sebetulnya bukan hanya menyebabkan mata uang garuda saja yang tertekan terhadap dolar AS, melainkan mata uang negara-negara lain.

"Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini sejalan dengan pergerakan mata uang regional lainnya yang melemah," ucap Erwin kepada CNBC Indonesia, Kamis (31/7/2025).

Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah mengalami penurunan sebesar 0,27% di level Rp16.430/US$. Kemudian terus melemah ke Rp16.455/US$.

Pelemahan mata uang itu Erwin sebut terutama didorong oleh penguatan dolar AS secara luas, seusai keputusan the Fed yang dianggap para pelaku pasar keuangan relatif hawkish dengan mempertahankan Fed Fund Rate.

"Keputusan the Fed itu relatif hawkish dengan mempertahankan Fed Fund rate dan pengumuman data pertumbuhan ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan," paparnya.

Keputusan the Fed tersebut antara lain dilandasi oleh penilaian dewan gubernurnya bahwa ekonomi AS relatif resilien di tengah kebijakan tarif Trump. Namun di sisi lain the Fed juga melihat tekanan inflasi di depan dan adanya potensi peningkatan ketidakpastian atas perekonomian ke depan.

"Hal ini berpotensi berdampak pada aset-aset yang dianggap berisiko, termasuk aset dan mata uang negara berkembang," papar Erwin.

Merespon kondisi tersebut, BI kata Erwin akan terus melanjutkan komitmennya untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui berbagai langkah operasi di pasar.

Sejumlah kebijakan operasi pasar uang itu diantaranya melalui optimalisasi intervensi tiga jalur atau triple intervention di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan pembelian SBN serta transaksi NDF di pasar offshore.

"BI juga terus memastikan keseimbangan demand dan supply valas di pasar domestik, sehingga dapat menjaga kepercayaan pasar," tegas Erwin.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Banyak Sentimen, Dolar AS Ditutup Stagnan Rp16.820

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular