Laba SMBC Indonesia (BTPN) Turun 19% Jadi Rp1 T, Ini Penyebabnya

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
31 July 2025 10:50
Gedung Bank SMBC Indonesia. (Dok. Bank SMBC Indonesia)
Foto: Gedung Bank SMBC Indonesia. (Dok. Bank SMBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (BTPN) mencatatkan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp1 triliun pada semester I-2025. Perolehan itu menurun 19% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp1,24 triliun.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar mengatakan pihaknya terus menjaga ketahanan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis belakangan ini, baik di dalam maupun luar negeri.

"Pencapaian pada semester I-2025 memberikan motivasi lebih bagi kami untuk menjalani paruh kedua tahun ini dengan terus fokus pada kualitas kinerja operasional yang konsisten, pengelolaan risiko yang bijak, dan integrasi bisnis yang efektif," kata Henoch dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).

Ia menguraikan, torehan laba bersih semester I-2025 telah memperhitungkan kinerja PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO, yang telah menjadi bagian dari SMBC Indonesia.

Pendapatan bunga bersih bank milik SMBC asal Jepang itu tercatat naik 15% yoy menjadi sebesar Rp8 triliun. Menurut Henoch, perolehan itu didorong oleh kontribusi positif dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO.

Pendapatan operasional perseroan tumbuh 11% yoy menjadi Rp9,1 triliun. Lantas, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) SMBC Indonesia naik dari 6,4% pada Juni 2024 menjadi 7,1% per Juni 2025.

"SMBC Indonesia senantiasa berupaya untuk menjaga NIM di tengah persaingan bunga atas kredit yang diberikan, cost of fund [biaya dana] serta volatilitas pasar," kata Henoch.

Namun, Henoch menyebut SMBC Indonesia mencatatkan kenaikan biaya kredit sebesar 52% yoy menjadi Rp2,6 triliun. Ia menjelaskan kenaikan ini utamanya ditimbulkan oleh kebutuhan pencadangan di segmen korporasi dan joint finance.

Terkait fungsi intermediasi, SMBC Indonesia telah menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun, naik 5% yoy. Kredit segmen retail mencatatkan peningkatan tertinggi, yaitu 25% yoy, sedangkan kredit korporasi dan komersial yang naik 4% yoy, dan kredit UKM turun 2% yoy.

Pada pendanaan, SMBC Indonesia menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp109,8 triliun, turun 8% yoy. Di antaranya, dana murah atau current account saving account (CASA) menyusut 9% yoy menjadi Rp43,7 triliun, sedangkan deposito juga turun 7% yoy menjadi Rp66,1 triliun.

"SMBC Indonesia senantiasa meneruskan inisiatif-inisiatif dan upaya-upaya untuk meningkatkan kapabilitas, produk dan jasa untuk dapat memberikan solusi investasi dan transaksi nasabah dalam rangka meningkatkan saldo CASA dan manajemen biaya dana," tutur Henoch.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sektor Finansial Jadi Beban IHSG, Bankir: Fundamental Bank Solid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular