
Rupiah Akhirnya Menguat, Nilai Tukar Dolar AS Turun Ke Rp16.350

Jakarat, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan.
Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Rabu (30/7/2025) rupiah dibuka menguat 0,24% di posisi Rp16.350/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS per pukul 09.00 terpantau melemah 0,12% di level 98,77. Setelah kemarin ditutup menguat 0,26% sekaligus menjadikan penguatan selama empat hari beruntun.
Pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini, masih akan dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dari luar negeri, penguatan indeks dolar AS selama empat hari beruntun yang menandakan pelaku pasar sedangn memburu aset berdenominasi dolar AS , dapat menjadi tekanan bagi pergerakan mata uang emerging market, termasuk rupiah pada perdagangan hari ini.
Selain itu, pasar juga masih menanti hasil keputusan FOMC The Fed yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga nya pada Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga pada bulan ini. Namun, yang ditunggu-tunggu market adalah sinyal The Fed ke depan.
Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga mulai September mendatang atau pertemuan berikutnya setelah malam nanti.
Dari dalam negeri, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM baru saja merilis realisasi investasi indonesia hingga semester I-2025 yang mencapai Rp942,9 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy).
Capaian ini sudah memenuhi 49,5% dari target investasi tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebutkan bahwa investasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp510,3 triliun (54,1%) dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp432,6 triliun (45,9%).
Hal ini menunjukkan minat investasi asing di Indonesia masih sangat tinggi serta sesuai dengan target dari pemerintah. Sentimen positif dari capaian investasi ini dapat memberikan angin segar bagi pasar keuangan domestik, termasuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal.
Dengan fundamental ekonomi yang tetap solid dan potensi capital inflow dari investor asing, tekanan terhadap rupiah dapat lebih teredam, terutama jika ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan The Fed ke depan cenderung dovish.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak 'Roller Coaster' Rupiah di Semester I-2025, Dolar Masih Perkasa