
Didukung BI, Sri Mulyani Girang Rupiah Strong Lawan Dolar AS!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, pergerakan kurs rupiah tengah dalam tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini ia ungkapkan saat mengumumkan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) periode kuartal II-2025.
"Nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia," ucap Sri Mulyani di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Penguatan rupiah yang ia sebut dibandingkan kondisi saat tekanan hebat tatkala Presiden AS Donald Trump pertama kali mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada April 2025.
Saat itu kurs rupiah sempat menembus level Rp 16.865/US$, sedangkan per 30 Juni 2025 Sri Mulyani mengatakan, kurs rupiah sudah mampu kembali ke level Rp 16.235/US$.
"Secara kesinambungan nilai tukar rupiah terhadap dolar mengalami penguatan," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menilai, penguatan kurs selain dipicu oleh intervensi BI, juga didukung masih derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia, hingga membuat pasokan dolar terjaga di dalam negeri.
"Serta persepsi positif investor yang mengkonversi valas ke rupiah oleh eksportir pasca penerapan kebijakan DHE SDA juga turut mendukung apresiasi nilai tukar rupiah," paparnya.
Meski begitu, sebagai catatan nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (28/7/2025).
Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah mengalami penurunan sebesar 0,15% atau ditutup di level Rp16.335/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami penguatan sebesar 0,41% di level 98,04 per pukul 15.00 WIB.
Ke depan, Sri Mulyani menegaskan KSSK memperkirakan rupiah tetap stabil didukung komitmen BI dan posisi cadangan devisa tinggi.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok Terburuk Sepanjang Sejarah, Lewati Krisis 98 & Covid
