Saham CDIA 'Gendong' IHSG Seminggu Lebih, BEI Buka Suara

Mentari Puspandini, CNBC Indonesia
24 July 2025 19:55
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI dalam acara pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI dalam acara pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara mengenai kontribusi saham-saham yang dikaitkan dengan tokoh-tokoh konglomerat terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menegaskan bahwa pergerakan saham tersebut merupakan bagian dari dinamika pasar yang terbentuk secara organik. Ia menjelaskan, dinamika tersebut mencerminkan ekspektasi pasar terhadap perusahaan terkait, yang dipengaruhi oleh mekanisme supply and demand.

"Pergerakan harga saham di pasar sangat ditentukan oleh mekanisme supply and demand serta pertimbangan investor atas informasi yang tersedia di publik, baik terkait kinerja keuangan, rencana bisnis, maupun sentimen global dan domestik," kata Nyoman kepada wartawan, Kamis, (24/7/2025).

Sebagai self-regulatory organization (SRO), BEI mengaku tidak memiliki kebijakan yang membedakan emiten berdasarkan kepemilikan atau afiliasi pemegang saham pengendalinya.

"Kami memperlakukan seluruh emiten secara setara dan memastikan bahwa seluruh transaksi dilakukan berdasarkan prinsip keterbukaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi. Selama pergerakan saham terjadi secara wajar maka pergerakan tersebut merupakan bagian dari dinamika pasar yang sah," kata dia.

Lebih lanjut, BEI juga senantiasa bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak-pihak terkait lainnya demi menjaga integritas dan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia. Kerja sama ini menjadi bagian dari komitmen BEI sebagai penyelenggara perdagangan efek yang kredibel.

Di sisi lain, BEI juga mengimbau investor agar selalu melakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Investor disarankan memperhatikan aspek fundamental, risiko investasi, serta memanfaatkan informasi yang tersedia secara publik.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (24/7/2025). IHSG lompat 1,11% pada 30 menit pertama perdagangan atau menguat 83 poin ke 7.552,20.

Penguatan ini memperpanjang reli indeks saham acuan RI tersebut dan sempat menguat 11 hari beruntun, sebelum akhirnya putus pada perdagangan Selasa (22/7/2025) dan kembali naik signifikan pada perdagangan, Rabu (23/7/2025).

Mayoritas sektor perdagangan dibuka menguat, dengan sektor finansial memimpin dengan kenaikan lebih dari 2%. Adapun sektor energi dan kesehatan tercatat mengalami koreksi tipis.

Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh bangkitnya saham-saham perbankan dan blue chip lainnya secara luas. Emiten yang menjadi penggerak utama IHSG beberapa hari ini, seperti DCI Indonesia (DCII) dan Chandra Daya Investasi (CDIA) yang perdagangan sahamnya ditangguhkan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai informasi, CDIA yang merupakan emiten konglomerat Prajogo Pangestu sudah memasuki hari kedua suspensi sementara. Perdagangan saham ini dihentikan sementara karena mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Sebagai informasi, saham CDIA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025. Sejak itu, saham ini naik 700% ke level 1.515. Adapun kapitalisasi pasar CDIA sendiri telah tembus Rp 189,12 triliun dan masuk dalam jajaran emiten paling berharga di Bursa.

Jika mengutip aturan BEI, CDIA seharusnya masuk dalam Full Call Auction (FCA), yang mana sistem perdagangan di BEI untuk saham yang hanya diperdagangkan pada periode tertentu dalam sehari dengan sistem lelang penuh (full call auction).


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular