Harga Minyak Stabil, Pasar Tunggu Kesepakatan Dagang AS & Uni Eropa

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
24 July 2025 10:45
Foto: REUTERS/MORTEZA NIKOUBAZL
Foto: REUTERS/MORTEZA NIKOUBAZL

Jakarta, CNBC Indonesia — Harga minyak dunia bergerak stabil pada Kamis (24/7/2025) pagi, usai sempat tertekan empat sesi berturut-turut. Investor masih mencermati perkembangan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa, serta dinamika stok minyak mentah Negeri Paman Sam.

Mengacu data Refinitiv pada pukul 09.55 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman September berada di US$68,64 per barel, sedikit menguat dari sesi sebelumnya di US$68,51. Sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di US$65,41 per barel, naik tipis dari posisi Rabu (23/7/2025) di US$65,25.

Pergerakan ini menandai jeda setelah rentetan pelemahan sejak awal pekan lalu, di mana Brent sempat merosot dari kisaran US$69,21 pada Senin (21/7/2025).

Presiden AS Donald Trump kembali memanaskan tensi perdagangan dengan rencana penerapan tarif 15% hingga 50% untuk sejumlah mitra dagang menjelang batas negosiasi pada 1 Agustus. Tarif 15% sudah resmi diberlakukan untuk Jepang, sementara kesepakatan dengan Uni Eropa disebut "hampir tercapai" oleh pejabat UE.

Sentimen ini menjadi pedang bermata dua. Jika deal tercapai, tekanan pada permintaan global bisa mereda. Namun ketidakpastian yang berkepanjangan tetap menahan laju penguatan harga minyak.

Laporan Energy Information Administration (EIA) juga memberikan sinyal campuran. Cadangan minyak mentah nasional AS turun 3,2 juta barel pekan lalu, lebih dalam dari perkiraan analis yang hanya memproyeksi penurunan 1,6 juta barel. Namun, stok di pusat penyimpanan Cushing titik pengiriman utama WTI justru naik untuk pekan ketiga beruntun.

Menariknya, cadangan solar tetap di level musiman terendah sejak 1996, menandakan ketatnya pasokan distilat yang dapat menopang harga pada level tertentu.

Ke depan, pasar minyak akan fokus pada dua faktor utama: hasil akhir negosiasi dagang AS-UE dan data stok minyak mingguan berikutnya dari EIA. Jika kedua sentimen ini positif, harga Brent berpotensi kembali menembus area US$69-70 per barel.

CNBC Indonesia


(emb/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Melesat Lagi, Perang Iran - Israel Masih Jadi Momok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular