IHSG Sesi I Naik 0,87%, Saham Konglomerat Pesta

mkh, CNBC Indonesia
21 July 2025 12:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,87% atau 63,89 poin ke level 7.375,8 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/7/2025).

Indeks bergerak pada rentang 7.306,87–7.385,13. Sebanyak 295 saham naik, 323 turun, dan 338 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 9,24 triliun yang melibatkan 18,8 miliar saham dalam 1,19 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, teknologi menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 5,25%. Lalu diikuti oleh bahan baku (1,62%) dan bahan baku (1,36%). 

Sementara itu, IHSG bergerak di zona positif siang ini ditopang oleh saham-saham konglomerat. Dari 10 penggerak utama, lebih dari separuhnya merupakan emiten milik konglomerat seperti Toto Sugiri, Prajogo Pangestu, keluarga Widjaja (Sinarmas), Salim, hingga Edwin Soeryadjaya.

Tercatat DCII siang ini naik 11,84% ke level 274.000 dan menyumbang 31,24 indeks poin terhadap kenaikan IHSG. Lalu emiten milik Prajogo yang masih berumur kurang dari dua pekan, yakni CDIA kembali ARA atau naik 25% dan berkontribusi 7,3 indeks poin. 

Emiten Prajogo lainnya, BRPT yang naik 4,87% menopang IHSG sebanyak 6,83 indeks poin. Kemudian Sarana Menara Nusantara (TOWR) milik Hartono naik 12,17% dan memberikan sumbangsih 3,72 indeks poin. 

Emiten Salim (AMMN) berkontribusi 3,13 indeks poin, MBMA 2,32 indeks poin, emiten Bakrie (BRMS) 2,24 indeks poin, dan emiten Sinarmas (DSSA) 1,92 indeks poin. Tercatat hanya dua saham non-konglomerat yang menjadi penggerak IHSG siang ini, yakni TLKM (2,28 indeks poin) dan ISAT (1,41 indeks poin). 

Adapun sentimen pasar keuangan pekan ini akan lebih banyak dipengaruhi dari eksternal, terutama soal detail dari tarif Presiden AS Donald Trump ke Indonesia, maupun sebaliknya. Pasar akan meninjau seberapa besar efek-nya bagi berbagai industri.

Dari kawasan regional akan ada rilis data suku bunga acuan untuk kredit di China, sementara dari dalam negeri tak banyak data yang dinanti, kecuali earning rilis dari big bank yang akan menjadi pembuka musim rilis laporan keuangan.

Sementara itu, posisi IHSG yang sudah di level resistance,  patut diantisipasi karena rawan terjadi profit taking.

IHSG memang menguat selama 10 hari beruntun, tetapi secara teknikal pada penutupan candle terakhir di hari Jumat sudah mulai terlihat mengekor ke bawah dan ditutup merah.

Gap up juga terjadi pada candle di hari itu, menunjukkan adanya potensi untuk ditutup dulu, artinya kemungkinan besar bisa koreksi wajar dulu.

Support terdekat yang potensi disentuh setidaknya di 7.275 untuk menutup gap, jika koreksi masih berlanjut, support selanjutnya bisa ke level 7.075.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Konglomerat Pesta, IHSG Dibawa Terbang Naik 2%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular