Aliran Dana Asing Deras Keluar, Saham BBCA Turun Takhta

Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 July 2025 08:28
PT Bank Central Asia Tbk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: PT Bank Central Asia Tbk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Bank Central Asia (BBCA) resmi turun takhta dari emiten paling berharga atau dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BBCA yang akhir pekan lalu sahamnya terkoreksi 1,17% ke Rp 8.425 tercatat memiliki valuasi Rp 1.038 triliun, angka tersebut kini berada di bawah saham Barito Renewables Energy (BREN) yang akhir pekan lalu menguat 3,56% ke Rp 8.000 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 1.070 triliun.

Penurunan harga saham BBCA telah terjadi sejak awal tahun lalu. Meski sempat bangkit di pada akhir Mei 2025 dan nyaris kembali menyentuh harga Rp 10.000 kala itu, saham BBCA kembali longsor signifikan setelahnya. Tahun ini saham BBCA tercatat di tutup pada harga tertinggi di Rp 9.900 pada 17 Januari, harga terendah di Rp 7.775 pada 8 April dan sempat rebound ke Rp 9.700 pada 21 Mei 2024. Adapun harga tertinggi saham BBCA sepanjang masa tercatat di harga Rp 10.950 pada 23 September 2024 atau nyaris setahun lalu.

Pelemahan saham BBCA terjadi seiring derasnya aliran dana asing yang keluar dari saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut. Tercatat BBCA membukukan aksi jual bersih (net sell) asing terbesar di BEI. Sejak awal tahun, asing membukukan net sell Rp 15,6 triliun di seluruh pasar, adapun secara keseluruhan net buy asing di bursa sejak awal tahun mencapai Rp 59,6 triliun.

BREN sendiri meski mampu menyalip kapitalisasi pasar BBCA, tercatat juga mengalami aksi jual dari investor asing, meskipun nilainya tercatat relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan yang dibukukan BBCA. Adapun net sell asing BREN sejak awal tahun adalah senilai Rp 728 miliar atau tak sampai 5% dari angka yang dibukukan BBCA.

Derasnya aksi jual asing di BBCA membuat saham milik Hartono bersaudara ini telah melemah 13% sejak awal tahun dan menjadi salah satu saham utama penekan kinerja IHSG tahun ini. Sejak awal tahun BBCA memberikan tekanan hingga 82,40 indeks poin ke IHSG dan hanya kalah dari BMRI sebagai emiten pemberat utama kinerja IHSG.

Sementara itu, saham BREN juga tercatat melemah 14% dan juga menjadi menjadi salah satu emiten penekan kinerja IHSG. BREN tercatat memberikan kontribusi atas penurunan 50,72 indeks poin ke IHSG. Kontribusi yang lebih rendah ini sejalan dengan jumlah saham free float milik BREN jauh lebih kecil dibandingkan dengan BBCA.

Saham BREN sendiri tercatat mengalami penguatan signifikan beberapa waktu terakhir, utamanya setelah MCSI meniadakan pengecualian khusus yang sempat dikenakan kepada sejumlah saham milik Prajogo Pangestu.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Lewat! Saham BBRI Naik 5%, BMRI 6%, BBNI 4% & BRIS 12%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular