
Percepat Restrukturisasi, Danantara Targetkan Dividen US$ 8 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melakukan sejumlah kolaborasi internasional untuk melakukan reformasi aset dan standar investasi global. Kerja sama tersebut dilakukan dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF), diantaranya, Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC).
Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia Mohamad Al-Arief mengatakan, Danantara saat ini sedang mempercepat restrukturisasi aset dan BUMN dengan target investasi hingga US$ 5 miliar di 2025 yang berfokus pada sektor strategis seperti hilirisasi mineral, energi terbarukan, digital, kesehatan, pangan, dan manufaktur.
Selain memperoleh pendanaan awal US$ 20 miliar untuk lebih dari 20 proyek prioritas, Danantara juga menargetkan dividen tahunan US$ 8 miliar dari portofolio BUMN.
"Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan BUMN sebagai motor pertumbuhan, termasuk konsolidasi 889 entitas BUMN," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (14/7).
Menurutnya, setiap kemitraan bukan sekadar transaksi keuangan, melainkan langkah strategis untuk membangun tata kelola yang setara dengan standar global.
"Kami belajar dan bermitra langsung dari para pengelola aset terbaik dunia dan menjadikannya bagian dari transformasi kelembagaan jangka panjang," tuturnya
Kemitraan pertama dibentuk pada 15 April 2025, ketika Danantara Indonesia dan QIA menandatangani kesepakatan pembentukan dana investasi bersama senilai US$ 4 miliar. Dana ini difokuskan pada sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan, sektor-sektor prioritas dalam agenda transformasi ekonomi Indonesia.
Selanjutnya, pada 16 Mei 2025, kerjasama dengan Future Fund Australia, sovereign wealth fund milik Pemerintah Australia dengan total aset lebih dari AUD 300 miliar, diumumkan di sela-sela Indonesia-Australia Annual Leaders' Meeting di Jakarta.
"Australia juga menyampaikan dukungan terhadap keanggotaan Danantara Indonesia dalam International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), forum global yang mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang kuat dalam pengelolaan dana publik," sebutnya.
Kerja sama ketiga ditandatangani pada 25 Mei 2025, di mana Danantara Indonesia dan CIC, salah satu SWF terbesar dunia dengan mandat pengelolaan cadangan devisa Tiongkok, bersepakat untuk menjajaki pembentukan platform investasi ASEAN-Tiongkok.
Dana ini akan difokuskan pada sektor manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi, serta dirancang dengan prinsip imbal hasil optimal dan dampak pembangunan yang terukur.
"Kolaborasi strategis ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa melalui kerja sama dengan sejumlah SWF global ini Danantara Indonesia tidak sekadar mengakses pendanaan dan peluang investasi lintas negara, tetapi juga memperkuat kapabilitas kami dalam menjalankan tata kelola aset negara agar mampu setara dengan praktik terbaik dunia.
"Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami membangun kelembagaan yang kokoh dalam mengelola aset bangsa ini," ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya banyak mempelajari secara langsung kerangka tata kelola, manajemen risiko, dan model alokasi aset yang telah terbukti sukses di institusi negara lain. "Kami melakukan benchmarking untuk membangun sistem yang relevan dengan mandat nasional dan tantangan masa depan Indonesia," pungkasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Ungkap Makna Sebenarnya di Balik Nama Danantara
