Heboh Nasabah Klaim Tak Beli Saham Rp1,8 M, Dirut Ajaib: Ada Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ajaib Sekuritas Asia memastikan bahwa seluruh transaksi di platformnya telah dilakukan melalui perangkat yang secara sistem terverifikasi sebagai trusted device milik nasabah. Hal ini sekaligus menjawab polemik pembelian saham yang belakangan ramai di media sosial.
Direktur Utama Ajaib Sekuritas Juliana mengatakan sistemnya secara digital mencatat setiap tindakan, termasuk klik pembelian dan konfirmasi, dengan timestamp dan ID perangkat.
"Data ini tidak dapat dimanipulasi atau dipalsukan, dan telah kami sampaikan kepada regulator sebagai bagian dari komitmen transparansi kami. Klaim bahwa Nasabah tidak melakukan transaksi Rp1,8 miliar tidak terbukti. Data terverifikasi ini berbicara sebaliknya," ungkap Juliana dalam Media backgrounding di Jakarta, Senin, (7/7/2025).
Lebih lanjut, Juliana mengatakan pihaknya memberikan pilihan pembayaran cash atau menggunakan fasilitas pembayaran H+2 dalam setiap transaksi. Terdapat tombol yang membuat nasabah bisa memilih tipe pembayaran antara cash atau fasilitas H+2.
"Ketika Nasabah bertransaksi dan saham yang mau dibeli nilainya melebihi jumlah saldo, terdapat notifikasi yang muncul di aplikasi dan terlihat jelas. Sebelum transaksi dilakukan pun, Nasabah harus menekan tombol lagi seluruh proses ini juga selalu di bawah pengawasan ketat OJK," pungkasnya.
Meski demikian, Ajaib tak menutup kemungkinan untuk memperbaiki komunikasi dan layanan konsumen, baik dari sisi tampilan aplikasi, penyampaian informasi risiko, maupun proses edukasi pengguna. Pihaknya pun berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan nasabah dalam membangun pengalaman investasi terbaik.
Sebelumnya, dalam akun instagram bernama @friendshipwithgod, pemilik akun bernama Niyo menjelaskan bahwa dirinya rutin menyisihkan Rp1 juta per minggu untuk berinvestasi saham di aplikasi Ajaib Sekuritas.
Pada Selasa (24/6/2025), ia melakukan pembelian 9 lot saham BBTN melalui aplikasi Ajaib sekitar pukul 09.54 WIB, dan seperti biasa status transaksi masih antre alias open. Namun, saat kembali membuka aplikasi sekitar pukul 12.37 WIB, Niyo terkejut karena sistem mencatat pembelian saham sebanyak 16.541 lot atau senilai Rp1,8 miliar, yang sudah berstatus matched (berhasil).
Ia menyebut transaksi sebesar itu tidak masuk akal dan mustahil terjadi karena salah input, mengingat batas maksimal pembelian manual biasanya hanya sampai 99 lot.
Ternyata, transaksi tersebut dilakukan menggunakan fasilitas trade limit, yang memungkinkan pengguna membeli saham melebihi dana yang dimiliki dengan tambahan pembiayaan dari sekuritas.
Sistem ini menerapkan batas pembayaran selama dua hari bursa (T+2). Bila tidak dibayar tepat waktu, akun pengguna bisa dikenakan pembatasan transaksi hingga dilakukan forced sell untuk menutup utang.
Niyo menegaskan bahwa ia tidak pernah mengaktifkan fasilitas tersebut secara sadar dan merasa tidak melakukan kesalahan input. Ia juga menyebut bahwa rekam jejak transaksinya selama ini konsisten dan bisa ditelusuri.
Setelah menyadari masalah ini, Niyo mencoba menghubungi Relationship Manager Ajaib Prime yang biasa menangani akunnya, tetapi nomor yang bersangkutan tidak lagi aktif.
Ia lalu menghubungi pusat bantuan aplikasi Ajaib, namun tidak mendapatkan solusi, dan akunnya justru dibekukan sementara. Hal ini membuatnya tidak bisa login maupun mengakses portofolionya.
(mkh/mkh)