Obligasi Jadi Pilihan Bank di Tengah Ketatnya Persaingan Pendanaan

dpu, CNBC Indonesia
Sabtu, 28/06/2025 15:57 WIB
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/3/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri perbankan nasional terus melakukan inovasi dan memanfaatkan berbagai instrumen pasar modal sebagai alternatif pembiayaan jangka panjang yang semakin penting. Dalam konteks ini, penerbitan obligasi telah menjadi salah satu strategi yang lazim dan efektif, yang digunakan oleh sejumlah bank besar di Indonesia.

Langkah ini diambil oleh Bank BUMN terkemuka seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).

Bank BNI sendiri akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025 senilai maksimal Rp 5 triliun, yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan dengan target total Rp 15 triliun.


Kemudian, Bank BRI yang secara resmi menerbitkan social bond atau Obligasi Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025 sebesar Rp5 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari Program Penawaran Umum Berkelanjutan I dengan target penghimpunan dana sebesar Rp20 triliun.

Sementara Bank Mandiri juga tercatat telah menerbitkan Obligasi pada tahun 2025, khususnya Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Tahap II, senilai Rp500 miliar dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 26 Maret 2025. Pada tanggal 21 Maret 2025, Bank Mandiri juga menerbitkan global bond atau obligasi internasional senilai US$ 800 juta.

Selain itu, Bank BTN di tahun 2025 ini juga berencana menerbitkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Rencana ini termasuk penerbitan obligasi dalam rupiah dengan target dana sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun.

Selain bank plat merah, bank swasta nasional seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank OCBC NISP, Panin Bank dan Bank Maybank Indonesia juga telah menempuh jalur ini sebagai bagian dari strategi pembiayaan mereka di periode yang sama.

Open Bookbuilding

Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin Fielim menyebutkan, setidaknya tujuh emiten besar, mulai dari perbankan BUMN hingga perusahaan pembiayaan, sedang menjalani masa bookbuilding dengan total target penerbitan mencapai puluhan triliun rupiah. Diantaranya, Bank BRI menerbitkan Social Bond senilai Rp5 triliun. Bank BNI menerbitkan, Sustainability Bond Rp5 triliun. Indomobil Finance; Target Rp1,5 triliun.

Menurut Kharel Devin Fielimbeberapa emiten melaporkan minat investor yang sangat tinggi. Social Bond BRI disebut-sebut sudah mengalami oversubscribe hingga 2,5 kali dari target penerbitan. "Respons pasar sangat positif. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia," katanya beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, beberapa emiten lain seperti Bank BTN disebut sedang mempersiapkan penerbitan obligasi senilai Rp10-Rp15 triliun untuk mendukung program KPR. Sementara itu, beberapa perusahaan pembiayaan juga dikabarkan akan segera mengumumkan rencana penerbitan.

Selain institusi besar, Bank Mandiri Taspen juga tidak ketinggalan untuk melangkah dalam skema penerbitan obligasi ini. Langkah ini mencerminkan peran aktif dari bank dalam memperkuat struktur pendanaannya, serta dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil. Dengan berpartisipasi dalam penerbitan obligasi,

Dalam konteks ini, Bank Mandiri Taspen yang dikenal sebagai bank yang fokus pada segmen pensiunan juga menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan pelayanan yang optimal melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2025 senilai total Rp 3 triliun, dengan tahap pertama senilai Rp 1,5 triliun yang akan diterbitkan pada bulan Juli 2025. Obligasi ini merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB).

Penerbitan obligasi ini juga sebagai upaya Bank Mandiri Taspen mendukung berbagai program dan inisiatif di sektor keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pensiunan.

Penerbitan obligasi ini mendapatkan sambutan positif yang signifikan dari pasar, bahkan mencatat oversubscribe, yang menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan investor terhadap kinerja dan fundamental perusahaan sangat tinggi. Hal ini mencerminkan keyakinan investor bahwa Bank Mandiri Taspen memiliki prospek yang baik di masa depan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh investor atas antusiasme dan kepercayaannya terhadap instrumen ini. Respons positif yang diterima tidak hanya mencerminkan keyakinan terhadap fundamental dan prospek Bank Mandiri Taspen, tetapi juga merupakan dukungan nyata terhadap penguatan ekosistem pensiunan nasional," ujar Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mandiri Taspen Putu Apriyanto.

Penerbitan obligasi ini tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi yang menjanjikan, tetapi juga sebagai komponen kunci dari strategi pendanaan jangka panjang yang dirancang untuk mendukung perluasan kredit pensiun yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka di masa pensiun.

Selain apresiasi kepada investor, Putu juga menyampaikan terima kasih kepada para nasabah dan deposan setia. "Kontribusi para deposan dalam memperkuat struktur likuiditas turut menjadi fondasi yang memungkinkan kami menjaga stabilitas serta memperluas jangkauan layanan ke komunitas pensiunan di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Sebagai bagian dari visi strategisnya untuk menjadi Undisputable Leader in Senior Citizen Ecosystem, Bank Mandiri Taspen berupaya untuk menciptakan ekosistem yang holistik dan berkelanjutan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial lansia, tetapi juga memberikan mereka akses ke berbagai sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas