5 Konglomerat RI yang Pernah Bangkrut

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
02 July 2025 08:30
Liem Sioe Liong atau dikenal dengan nama Indonesia Sudono Salim, adalah seorang pengusaha Indonesia. (Dok. Istimewa)
Foto: Liem Sioe Liong atau dikenal dengan nama Indonesia Sudono Salim, adalah seorang pengusaha Indonesia. (Dok. Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia — Kalimat 'usaha tidak mengkhianati hasil' membawa nasib mujur bagi sebagian orang. Beberapa tokoh berhasil menjadi pengusaha sukses meski lahir dari keluarga biasa saja.

Meski demikian, sebelum sukses, para pengusaha ini rupanya juga pernah merasakan hidup melarat. Keadaan ekonomi itu lah yang memotivasi mereka bekerja keras untuk keluar dari hidup yang pas-pasan.

Lantas siapa sajakah mereka? Berikut adalah lima pengusaha sukses yang berasal dari keluarga tidak mampu:

1. Tomy Winata

Tomy Winata adalah pemilik properti SCBD. Mengutip dari laman resmi SCBD, properti SCBD dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk yang merupakan anak induk dari PT Jakarta International Hotels and Development Tbk milik Tomy Winata.

Pengusaha kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, ini juga terkenal sebagai pemilik Artha Graha Group atau Artha Graha Network. Namun, sebelum terkenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia, Tomy sempat hidup susah.

Mengutip Detik.com, Tomy mengatakan pernah menjadi kuli. Sebelum sukses, Tomy juga sempat mengalami lima kali kebangkrutan. 

Sejak kecil, Tomy adalah anak yatim piatu. Saat berusia muda, ia sempat menjadi kuli bangunan demi bertahan hidup. Memasuki usia remaja, Tomy memutuskan untuk merantau ke Jakarta hanya dengan modal tiga pasang baju dan uang Rp30 ribu.

Pada 1972, Tomy mencoba membangun bisnis yang bekerja sama dengan pihak militer Indonesia. Keberaniannya pada saat itu membuahkan hasil, ia berhasil membuat bisnisnya terjalin manis dengan pihak militer.

Lalu, Tomy sempat memutuskan untuk menjadi investor yang memiliki saham di sebuah proyek di Papua. Namun, usaha tersebut harus berhenti karena bangkrut. Tidak hanya sampai situ, Tomy juga sempat menjadi investor proyek di Kalimantan Barat meskipun bernasib serupa dengan investasi di Papua.

Usahanya tidak berhenti sampai situ, ia kembali bangkit dengan membuka usaha di NTT dan Jakarta dalam waktu yang berbeda. Namun, keduanya bangkrut dan kandas.

Kegagalan tidak membuat Tomy menyerah. Dalam waktu sepuluh tahun, Tomy berhasil mengembangkan kerajaan bisnis yang ia dirikan. Kini, bisnisnya tersebar di seluruh Indonesia, yakni properti, perdagangan, konstruksi, perhotelan, perbankan, hingga industri.

Saat ini ada enam perusahaan milik Tomy, yakni PT Danayasa Arthatama Tbk, PT Jakarta International Hotel and Development Tbk, PT Electronic City Indonesia Tbk, PT Arthagraha General Insurance, PT Artha Graha Group, dan PT Bank Artha Graha Internasional.

2. Ciputra

Ciputra atau Tjiputra adalah salah satu pionir di bisnis properti Indonesia. Kini, Ciputra telah sukses mengembangkan Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Sejak kecil, Ciputra hanya tinggal berdua dengan ayahnya dengan kondisi hidup yang sulit.

Awalnya, kehidupannya bersama 6 orang saudaranya tidak begitu miskin. Kehidupannya berubah ketika ayahnya menjadi seorang tahanan Jepang yang dikira sebagai mata-mata dan meninggal saat di penjara.

Saat pindah ke Bandung untuk kuliah di ITB, ia dan dua temannya menawarkan jasa arsitek yang dia miliki dan hidup dari proyek yang datang.

Setelah itu, Ciputra berjuang agar bisa mendapatkan proyek besar dari gubernur hingga presiden. Sampai pada akhirnya, ia sukses menjalankan sebuah proyek dan perusahaannya semakin berkembang.

3. Sudono Salim

Keluarga Sudono Salim merupakan imigran asal China yang pindah ke Indonesia pada 1939. Pada waktu itu, China termasuk negara miskin sehingga banyak warga China yang lebih memilih untuk mengadu nasib ke negara lain.

Pahitnya, pada awal-awal kedatangannya di Indonesia, ia harus hidup dengan gelandangan selama beberapa hari. Demi bisa bertahan hidup, ia menjual cengkeh hingga sukses terjual ke pulau-pulau lain di Indonesia. Tetapi bisnisnya harus terhenti saat Indonesia dijajah oleh Jepang.

Tidak menyerah sampai situ, ia kembali mendirikan bisnisnya di awal era Indonesia merdeka di dunia perbankan yaitu Central Bank Asia yang kini dikenal dengan nama BCA.

Tidak sampai situ, Sudono Salim kembali melebarkan sayap bisnisnya ke industri pangan bernama PT Bogasari dan produksi makanan dari olahan tepung terigu yaitu Indofood. Berjalannya waktu, ia merambah ke sektor lain seperti Indosiar, Indomaret, dan lain sebagainya. Sudono Salim telah meninggal pada 2012.

4. Bob Sadino

Pemilik nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini mulanya merasakan kegagalan bisnis di bidang jasa sewa mobil karena mengalami kecelakaan. Tetapi kejadian tersebut tidak membuatnya menyerah.

Setelah itu, ia memulai bisnis baru dengan menjual telur ayam negeri dari rumah ke rumah. Bob Sadino lantas mengembangbiakkan 50 ayam ras yang didapatkan dari temannya untuk dijadikannya sebagai bisnis telur ayam negeri.

Seiring berjalannya waktu dan diiringi dengan kerja kerasnya, bisnis yang ia jalankan pun meraih keuntungan. Bob juga mulai merambah ke bisnis-bisnis lainnya sehingga mengantarkannya menjadi salah satu pengusaha sukses di Indonesia.

Bob Sadino memang identik dengan gaya santainya dan termasuk salah satu pengusaha sukses yang membangun bisnisnya dari nol. Bob Sadino sudah meninggal dunia sejak 2015 silam.

5. Eka Tjipta Widjaja

Eka Tjipta Widjaja merupakan pendiri Sinar Mas Group yang memiliki gurita bisnis di bawahnya, mulai dari keuangan, telekomunikasi, dan infrastruktur.

Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran asal Tiongkok dan lahir dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Ia kemudian merantau ke Indonesia, tepatnya ke Makassar saat berusia 9 tahun.

Saat masih kecil, ia sudah membantu beban orang tuanya yang terlilit utang dengan berjualan biskuit, permen, dan berbagai dagangan lainnya. Eka tidak menyelesaikan pendidikan dan hanya tamat SD.

Namun dengan segala perjuangannya, ia berhasil mendirikan pabrik yang memproduksi natrium bikarbonat hingga kemudian menjadi sebuah perusahaan yang memproduksi kertas pertama yang bernama Sinar Mas. Lalu ia melakukan berbagai ekspansi bisnis hingga namanya tercatat sebagai miliarder.

Pada 2018, Eka Tjipta Widjaja dan keluarganya masuk ke dalam daftar Forbes 2018 Indonesia's 50 Richest Net Worth di urutan ketiga dengan nilai sebesar US$8,6 miliar. Eka meninggal dunia pada 2019 di usia 95 tahun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Raja Properti di RI 2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular