Kisah Mantan Loper Koran Jadi Orang Terkaya RI Berharta Rp 56 T

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Selasa, 24/06/2025 09:40 WIB
Foto: Infografis/Minyak Kelapa Sawit/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) bisa mendorong kenaikan yang signifikan bagi bisnis minyak sawit di 2025. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) masih tinggi selama Januari-April tahun ini.

Pemerintah pun masih panen dari pendapatan Bea Keluar (BK). Data Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan BK dari ekspor produk sawit pada Januari-April 2025 menembus Rp 9,38 triliun. Nilai tersebut melesat 767,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Lantas tidak heran jika banyak pengusaha yang sukses karena berbisnis minyak sawit. Di antaranya, ada nama Martua Sitorus, yang saat ini berada di peringkat 12 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Menurut data real time billionaires Forbes, saat ini dia memiliki kekayaan bersih sebesar US$3,4 miliar atau sekitar Rp55,94 triliun. Bagaimana perjanan karir Martua hingga bisa menjadi orang terkaya dunia?

Pada tahun 1991, Martua bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan Wilmar. Saat awal berdiri, perusahaan ini memiliki kurang dari 10.000 hektare (ha) kebun kelapa sawit di Sumatra Utara.

Beberapa produk yang dikeluarkan Wilmar antara lain minyak goreng Sania, minyak goreng Fortune, minyak goreng Sovia, tepung terigu Sania, minyak goreng Siip, dan lainnya. Hingga kini Wilmar sudah punya lebih dari 500 pabrik dengan jaringan distribusi yang luas mencakup China, India, Indonesia, dan lebih dari 50 negara lainnya.

Siapa sangka, kehidupan Martua Sitorus di masa kecil jauh berbeda dibanding sekarang. Saat kecil, pria asal Pematang Siantar itu harus kerja keras demi bisa menyelesaikan pendidikan hingga bangku kuliah.

Segala upaya dia lakukan untuk bisa menambah pemasukan. Bahkan sampai berjualan udang dan jadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatra Utara.

Ia dikenal sebagai orang yang gigih dan pantang menyerah. Berkat hal tersebut, Martua mampu menamatkan kuliahnya di Universitas HKBP Nomensen di Medan. Usai menyelesaikan kuliah, Martua mulai bisnis kecil-kecilan. Dia sempat berdagang di Kota Medan.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Kuok Khoon Hong, pengusaha asal Malaysia. Dia lah yang menjadi rekan bisnis Martua yang membawanya menjadi pengusaha kelas kakap.

Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau William menghasilkan ide bisnis yakni pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991. Perusahaan ini pun diberi nama Wilmar Internasional yang diambil dari gabungan nama depan mereka William dan Martua, Wil-Mar.

Wilmar mulanya mengelola 7.100 hektar kebun kelapa sawit. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang hingga mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Bisnis itu pun tetap kokoh meski dihajar krisis.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global