
Kisah Mantan Loper Koran Jadi Orang Terkaya RI Berharta Rp 56 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) bisa mendorong kenaikan yang signifikan bagi bisnis minyak sawit di 2025. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) masih tinggi selama Januari-April tahun ini.
Pemerintah pun masih panen dari pendapatan Bea Keluar (BK). Data Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan BK dari ekspor produk sawit pada Januari-April 2025 menembus Rp 9,38 triliun. Nilai tersebut melesat 767,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lantas tidak heran jika banyak pengusaha yang sukses karena berbisnis minyak sawit. Di antaranya, ada nama Martua Sitorus, yang saat ini berada di peringkat 12 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Menurut data real time billionaires Forbes, saat ini dia memiliki kekayaan bersih sebesar US$3,4 miliar atau sekitar Rp55,94 triliun. Bagaimana perjalanan karir Martua hingga bisa menjadi orang terkaya dunia?
Pada tahun 1991, Martua bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan Wilmar. Saat awal berdiri, perusahaan ini memiliki kurang dari 10.000 hektare (ha) kebun kelapa sawit di Sumatra Utara.
Beberapa produk yang dikeluarkan Wilmar antara lain minyak goreng Sania, minyak goreng Fortune, minyak goreng Sovia, tepung terigu Sania, minyak goreng Siip, dan lainnya. Hingga kini Wilmar sudah punya lebih dari 500 pabrik dengan jaringan distribusi yang luas mencakup China, India, Indonesia, dan lebih dari 50 negara lainnya.
Siapa sangka, kehidupan Martua Sitorus di masa kecil jauh berbeda dibanding sekarang. Saat kecil, pria asal Pematang Siantar itu harus kerja keras demi bisa menyelesaikan pendidikan hingga bangku kuliah.
Segala upaya dia lakukan untuk bisa menambah pemasukan. Bahkan sampai berjualan udang dan jadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatra Utara.
Ia dikenal sebagai orang yang gigih dan pantang menyerah. Berkat hal tersebut, Martua mampu menamatkan kuliahnya di Universitas HKBP Nomensen di Medan. Usai menyelesaikan kuliah, Martua mulai bisnis kecil-kecilan. Dia sempat berdagang di Kota Medan.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Kuok Khoon Hong, pengusaha asal Malaysia. Dia lah yang menjadi rekan bisnis Martua yang membawanya menjadi pengusaha kelas kakap.
Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau William menghasilkan ide bisnis yakni pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991. Perusahaan ini pun diberi nama Wilmar Internasional yang diambil dari gabungan nama depan mereka William dan Martua, Wil-Mar.
Wilmar mulanya mengelola 7.100 hektar kebun kelapa sawit. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang hingga mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Bisnis itu pun tetap kokoh meski dihajar krisis.
Tinggalkan Wilmar
Meski merupakan pendiri perusahaan sawit raksasa, Martua diketahui secara perlahan melakukan divestasi di perusahaan yang melantai di Bursa Singapura tersebut.
Salah satu divestasi terbesar atas saham Martua Sitorus di Wilmar dijual ke Archer Daniels Midland (ADM). Mengutip laporan Business Times, lewat perusahaan investasinya Martua melepas 127 juta saham Wilmar ke ADM dengan total biaya pembelian kala itu mencapai S$ 428,8 juta.
Kemudian, dalam suratnya kepada Greenpeace Chairman Wilmar Kuok Khoon Hong mengungkapkan per Juni 2018 kepemilikan dan partisipasi saham Martua di Wilmar bersisa 1,82% hingga kemudian habis sepenuhnya.
Manajemen KPN Corp juga secara tegas menyebut bahwa Martua Sitorus sama sekali tidak lagi memiliki keterkaitan apapun dengan Wilmar Group. Martua Sitorus telah resmi mengundurkan diri sejak 15 Juli 2018, dan bahkan sudah tidak lagi terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan sejak meninggalkan jabatan strategisnya sebagai Chief Operating Officer (COO) pada tahun 2013.
"Per Juli 2018 Martua Sitorus tidak memiliki lagi kepemilikan saham baik langsung maupun tidak langsung di Wilmar," ungkap manajemen KPN Corporation kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (8/7/2025).
Adapun KPN Corporation ini didirikan pada 2019, dari awalnya bernama Gama Corporation, yang salah satu pendirinya ialah Martua Sitorus. Perusahaan ini merupakan entitas bisnis yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit, properti, semen hingga rumah sakit, yang tidak memiliki hubungan kepemilikan atau afiliasi dengan Wilmar Group.
Lebih lanjut, KPN Corporation menegaskan bahwa segala aktivitas maupun isu hukum yang melibatkan Wilmar Group tidak berkaitan dengan Martua Sitorus.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar 5 Konglomerat Minyak Sawit RI, Sosok No.1 Dulunya Loper Koran
