Trump Bawa Kabar Mengejutkan dari Ukraina-Rusia, Harga Minyak Merosot

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
13 February 2025 11:15
U.S. President Donald Trump meets with Russian President Vladimir Putin at the G20 Summit in Osaka, Japan June 28, 2019.  REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Donald Trump dan Vladimir Putin (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia turun pada Kamis (13/2) di tengah ekspektasi bahwa potensi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia dapat mengakhiri sanksi yang selama ini menghambat arus pasokan. Di sisi lain, ancaman tarif balasan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump menambah tekanan terhadap inflasi global.

Pada pukul 01.41 GMT, harga minyak mentah Brent melemah 55 sen atau 0,73% menjadi US$74,63 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 52 sen atau 0,73% ke level US$70,85 per barel. Sehari sebelumnya, Brent dan WTI anjlok lebih dari 2% setelah Trump mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan keinginan untuk berdamai dalam percakapan telepon terpisah dengannya. Trump bahkan memerintahkan pejabat tinggi AS untuk memulai negosiasi guna mengakhiri perang di Ukraina.

Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia, dan sanksi yang diberlakukan terhadap ekspor minyak mentahnya sejak invasi ke Ukraina hampir tiga tahun lalu telah menopang harga minyak global. Analis ANZ dalam catatannya menyatakan bahwa harga minyak melemah akibat optimisme bahwa risiko gangguan pasokan akan mereda seiring perkembangan pembicaraan damai. "Sanksi AS dan Uni Eropa telah menekan produksi minyak Rusia dalam beberapa waktu terakhir," ujar mereka.

Di sisi lain, ancaman Trump untuk menerapkan tarif balasan terhadap mitra dagang AS turut membebani harga minyak. Trump menyatakan akan memberlakukan tarif timbal balik terhadap setiap negara yang mengenakan bea masuk pada produk AS, yang memicu kekhawatiran eskalasi perang dagang global serta lonjakan inflasi di Negeri Paman Sam. Langkah ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak dunia.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Stabil Begerak Stabil Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular