Investor Menanti Rilis Inflasi AS, Pasar Asia Dibuka Beragam

Tim Riset, CNBC Indonesia
Selasa, 14/01/2025 08:45 WIB
Foto: Orang-orang mengendarai sepeda di depan papan saham elektronik yang menunjukkan indeks Nikkei Jepang di sebuah perusahaan sekuritas pada hari Selasa, 9 Juli 2024, di Tokyo. Saham-saham Asia sebagian besar menguat pada hari Selasa setelah indeks acuan Wall Street mencapai lebih banyak tonggak sejarah. (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham kawasan Asia dan Pasifik dibuka beragam pada hari Selasa (14/1/2025), senada dengan hasil perdagangan Wall Street semalam.

Indeks S&P/ASX 200 naik 0,55% pada pembukaan setelah sebelumnya mengalami penurunan selama tiga sesi berturut-turut.

Sementara indeks Nikkei 225 turun 0,73%, dan Topix melemah 0,34%. Kospi naik 0,4%, sementara Kosdaq turun 0,62%. Kontrak berjangka Hang Seng Index berada di level 18.903, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di 18.874,14.


Para investor juga akan terus memantau nilai tukar rupee India setelah mata uang tersebut melemah ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat.

Pada Senin (13/1/2025), India melaporkan data inflasi untuk Desember 2024 yang turun selama dua bulan berturut-turut secara tahunan, mencapai 5,22% (sedikit di bawah ekspektasi). Hal ini meningkatkan peluang pemotongan suku bunga di masa depan.

Sementara Thailand dijadwalkan untuk merilis indeks kepercayaan konsumen oada periode Desember 2024.

Pelaku pasar juga menantikan Amerika Serikat yang akan mengumumkan tingkat inflasi pada Desember 2024 nanti malam.

Tingkat inflasi menjadi indikator penting dalam memproyeksi arah kebijakan suku bunga The Fed. Trading Economics memperkirakan tingkat inflasi AS pada periode Desember 2024 tidak berubah, tetap 3,3% yoy.

Tingkat inflasi AS memiliki pengaruh kuat terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral Amerika Serikat tersebut menutup tahun ini dengan kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps). Namun, The Fed mengisyaratkan hanya akan memangkas suku bunga dua kali pada 2025.

Semalam, Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan signifikan, mengungguli pasar lainnya, sementara Nasdaq Composite melemah karena para pedagang terus menjual saham teknologi besar yang sebelumnya mendorong pasar bullish.

Ketiga indeks utama tersebut telah mencatat penurunan dalam dua minggu terakhir, dengan saham teknologi menjadi penyebab utama kerugian.


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"