PT Pos Rilis Sukuk Rp 1 T, Kasih Bunga Segini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
10 January 2025 13:50
Pekerja PT Pos Indonesia mengemas barang yang akan dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, Selasa (29/9/2020). 

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia menyampaikan pada masa pandemi Covid-19 perusahaan yang melayani kiriman barang antar pelanggan (customer to customer) serta pebisnis ke pelanggan (business to customer) cenderung naik.

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik (Asperindo) mengungkapkan walaupun hampir seluruh aktivitas investasi dan ekspansi bisnis jasa pengiriman ekspres tertunda karena pandemi Covid-19, tetap ada sejumlah perusahaan jasa kurir yang melakukan ekspansi.

Ketua DPP Asperindo Mohammad Feriadi mengatakan jasa pengiriman ekspres sangat dibutuhkan masyarakat di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta terutama.  

Menurut pandangan kami ini ekspansi di tengah mode survival sangat positif mengingat jasa pengiriman memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat PSBB, perekonomian harus tetap berjalan dan jasa pengiriman ada dalam ekosistem," jelasnya

Adapun pertumbuhan sektor jasa pengiriman ekspres menjadi tak terhindarkan pasalnya, 60 persen aktivitas jasa kurir berkutat di Jabodetabek. Dengan dibatasinya mobilitas orang, mobilitas barang menjadi lebih tinggi dan secara akumulatif aktivitas jasa kurir pun meningkat.  

Lebih lanjut terangnya, memang diantara beberapa jenis perusahaan jasa pengiriman ekspres ada yang masih dapat bertahan dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Namun, walaupun bisa tumbuh, posisi para pelaku usaha saat ini ada pada mode bertahan hidup atau survival.

Berdasarkan model bisnisnya, Feriadi menjelaskan bagi perusahaan yang melayani kiriman antara pelanggan ke pelanggan (C to C) dan bisnis ke pelanggan (B to C) aktivitas pengiriman masih dapat bertahan.

Namun, bagi perusahaan jasa kurir yang model bisnisnya melayani pengiriman bisnis ke bisnis (B to B) atau pemerintah ke pemerintah (G to G) ada kecenderungan merosot tajam. Pasalnya, industri juga mengurangi aktivitas yang membuat produksi menurun, ketika produksi menurun, distribusi tentu ikut turun.

"Ini kelihatannya industri-industri mulai mengurangi aktivitasnya, mungkin produksi menurun. Tentu distribusi yang dilakukan anggota Asperindo mengalami penurunan," ujarnya.

Adapun bagi perusahaan jasa kurir yang basisnya C to C atau B to C masih tetap mengalami pertumbuhan karena adanya pergeseran budaya belanja dari offline ke online. 

Dengan demikian, banyak yang memilih belanja online untuk kebutuhan seperti makanan, dan kesehatan, sehingga berpengaruh menambah volume jasa pengiriman. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pos Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pos Indonesia (Persero) resmi melakukan seremoni pencatatan perdana sukuk ijarah berkelanjutan senilai Rp1 triliun tahap I tahun 2024 pada Jumat, (10/1/2025).

Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, pihaknya telah mendapat surat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi pada tanggal 27 Desember 2024. Pencatatan ini mencerminkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Peerbitan Sukuk Ijarah ini bertujuan untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk berbagai keperluan korporasi, termasuk pengembangan infrastruktur, untuk menjalankan program kerja perusahaan. Selain itu Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk menambah modal kerja Perseroan untuk memenuhi kegiatan usaha Perseroan.

"Jadi yang pertama memang sekitar Rp100 miliar kita akan gunakan untuk pelunasan utang pokok, sekitar 10% dari utang pokok pada Bank Neo Commerce. Kemudian Rp325 miliar ini yang kita perlukan untuk belanja modal," ungkap Faizal dalam Konferensi Pers di Gedung BEI, Jakarta.

Dari Rp325 miliar ini lebih dari 85%-nya akan digunakan untuk IT dan digitalisasi. Sementara sisanya akan digunakan untuk biaya operasi.

"Jadi logistik ini heavy banyak di kontrak dan projek logistik. Nah untuk mengerjakan kotrak dan projek logistik kita perlu modal awal. Karena ada vendor, ada mitra yang minta dibayar uang luka dan sebagainya. Dan kebetulan kontrak dan projek logistik kita di 2025 ini tumbuh besar," kata dia.

Meski demikian, penggunaan dana sukuk ijarah berkelanjutan ini tidak akan dihabiskan di tahun 2025 saja. Pasalnya, penggunaannya akan digunakan sebagian untuk untuk investasi di 2026.

Seagaimana diketahui, Pos Indonesia meluncurkan tiga produk sukuk ijarah berkelanjutan. Pertama, sukuk SIPOST01ACN1 dengan emisi sebesar Rp100 miliar dengan suku bunga 8,5%.

Selanjutnya, SIPOST01BCN1 dengan emisi sebesar Rp750 miliar dan suku bunga 9,75% dan ketiga SIPOST01CCN1 dengan emisi Rp150 miliar dan suku bunga imbal hasil yang ditawarkan sebesar 9,9%.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pos Indonesia Ungkap Rencana Holding BUMN Logistik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular