EBITDA Disesuaikan GOTO Positif, Ini Pemicunya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
31 October 2024 19:05
Ilustrasi GOTO. (Dok. Goto)
Foto: Ilustrasi GOTO. (Dok. Goto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten sektor teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada kuartal III-2024 melaporkan capaian EBITDA yang disesuaikan positif senilai Rp 137 miliar khusus di Juli-September. Pencapaian ini sekaligus membalikkan kondisi dari sebelumnya rugi menjadi untung dari sisi metrik keuangan EBITDA yang disesuaikan.

Adapun dalam 9 bulan, rugi EBITDA yang disesuaikan grup tersisa Rp72 miliar sehingga menurut manajemen perusahaan masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA yang diesuaikan positif di keseluruhan tahun 2024.

Beberapa indikator keuangan yang membaik di antaranya adalah pendapatan bersih perseroan tumbuh 11% year-on-year (yoy) untuk periode Januari-September 2024 atau 9 bulan.

Di saat pendapatan tumbuh tinggi, GOTO mampu melakukan efisiensi beban 29% yoy sehingga nilai kerugian GOTO terpangkas. Rugi periode berjalan GOTO untuk periode 9 bulan susut 53% yoy menjadi Rp4,54 triliun dari sebelumnya mencapai Rp9,6 triliun..

"Perbaikan kinerja dengan adjusted EBITDA yang positif sejalan dengan perbaikan bottom-line, ini semua berkat strategi yang tepat dalam menciptakan sinergi antar unit bisnis" kata Abdul Azis, Analis Kiwoom Sekuritas, Kamis (31/10/2024).

Azis menjelaskan sinergi antar-unit bisnis ini dapat terlihat dari perkembangan produk pinjaman (lending) di segmen fintech GOTO yang dijalankan GoTo Financial. Dari Rp4,3 triliun nilai pinjaman konsumen yang disalurkan atau loan outstanding, sebanyak 45% berasal dari pengguna Tokopedia dan Shop Tokopedia, 40% dari pengguna Gojek (On-Demand Service) dan 15% dari pengguna aplikasi GoPay.

"Ini menunjukkan ekosistem GOTO mampu saling melengkapi untuk mencapai target profitabilitas. Sinergi antara segmen On-Demand Services, fintech dan kemitraan strategis dengan entitas asosiasi di segmen e-commerce tidak hanya menjadikan ekosistem digital GOTO menjadi yang terbesar di Indonesia, juga menjadikan GOTO sebagai suatu entitas bisnis yang dari skalabilitas dan potensi monetisasinya melampaui pesaing karena masing-masing segmen memberikan nilai tambah," tambah Azis.

Di sisi lain, bisnis lending GOTO melalui GTF tumbuh pesat. Nilai total pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 4,3 triliun hingga akhir September 2024 atau tumbuh 3x dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Bersamaan dengan pertumbuhan bisnis pinjaman, pendapatan dari jasa pinjaman juga naik hampir 7x.

"Bisnis lending GOTO memang sangat menjanjikan dan bisa menjadi motor pertumbuhan maupun profitabilitas yang lebih sustainable. Kita sudah melihat bisnis pinjaman tumbuh pesat dengan rasio NPL yang stabil rendah bahkan di bawah rata-rata industri fintech maupun perbankan. Jika tren ini dipertahankan sangat feasible segmen fintech capai adjusted EBITDA positif di kuartal 4 nanti atau setahun lebih cepat dari guidance awal" tambahnya.

Asal tahu saja, GOTO memberikan pedoman untuk segmen fintech, sampai akhir tahun 2025, nilai total (outstanding) pinjaman diharapkan mampu naik dua kali lipat dari posisi akhir September 2024 yang berada di angka Rp 4,3 triliun.

Azis optimistis GOTO sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024 terutama karena sinergi antar unit usaha yang berjalan dengan mulus. Hal ini tercermin dari kinerja segmen ODS yang konsisten mencapai EBITDA yang disesuaikan positif 4 kuartal beruntun dan segmen fintech yang nyaris capai impas di kuartal III-2024.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam Ada Transaksi Jumbo di GOTO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular